Selasa 07 Sep 2021 14:05 WIB

Sertifikat Halal Tingkatkan Daya Saing RI di Nigeria

Sertifikat halal produk asal Indonesia membuktikan mampu meningkatkan daya saing

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia
Foto: Anadolu Agency
ILUSTRASI. Logo halal pada produk tersertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sertifikat halal produk makanan dan minuman asal Indonesia membuktikan mampu meningkatkan daya saing produk di pasar global. Hal itu terlihat dari pameran Food and Beverages West Africa (F&B WA) di Lagos, Nigeria pada 1-3 September pekan lalu.

Pemerintah melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abuja telah memfasilitasi produk makanan minuman unggulan dari Indonesia untuk mengikuti pameran tersebut.

“Untuk pembeli dari Nigeria bagian utara, sertifikasi halal pada produk Indonesia sangat menarik perhatian buyers. Ini karena mayoritas penduduk di Nigeria bagian utara adalah masyarakat muslim,” kata Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan, dalam Siaran Pers, Selasa (7/9).

Ia mengatakan, fasilitasi tersebut diberikan mengingat besarnya peluang ekspor produk makanan minuman olahan Indonesia ke Nigeria. Kebutuhan masyarakat Nigeria terhadap mamin olahan terus meningkat. Untuk itu, promosi perlu dilakukan secara terus-menerus agar pelaku usaha Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang menjanjikan di Nigeria.

Berdasarkan data Trademap, total nilai impor produk makanan olahan Nigeria dari dunia tahun 2020 mencapai 525 juta dolar AS. Sedangkan produk minuman, minuman beralkohol, dan cuka/beverages, spirits, and vinegar) Nigeria dari dunia tahun 2020 mencapai 305 juta dolar AS.

Negara penyuplai utama untuk produk mamin di Nigeria yaitu China, Amerika Serikat, India, Jerman, dan Italia diikuti Indonesia dengan nilai ekspor 69 juta dolar AS. Di regional ASEAN, Indonesia berada di peringkat pertama untuk penyuplai mamin terbesar ke Nigeria setelah Malaysia (7 juta dolar AS) dan Thailand (6,3 juta dolar AS).

”Pembeli Nigeria menginginkan produk mamin dari negara-negara di Asia karena memiliki harga yang lebih terjangkau dengan kualitas yang baik. Khususnya jika dibandingkan dengan produk Eropa dan Amerika yang memiliki harga relatif lebih tinggi,” jelas Hendro.

Pameran berskala internasional tersebut digelar langsung secara tatap muka dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Adapun tiga perusahaan Indonesia yang berpartisipasi secara langsung bertatap muka yaitu PT Jamu Sidomuncul Tbk (minuman energi Kuku Bima), PT Jaya Abadi (biskuit merek Regal), PT Menjangan Sakti (minuman energi Passion), PT Orang Tua Group (wafer roll).

 

Sedangkan perusahaan dan pelaku UKM yang mengikuti pameran secara daring yaitu Menjangan Sakti Group (minuman energi), UKM Hikma Indonesia (minuman jahe), UKM Mitratani Dua Tujuh (bumbu masakan), UKM Sumber Pangan Dunia (olahan buah), UKM Havila (minuman jahe), serta UKM Koperasi Cooperative Smile Tangerang Banten (makanan olahan beku).

“Keikutsertaan Indonesia di F&B WA 2021 sekaligus membuktikan bahwa di masa pandemi Covid-19 yang belum berakhir, perwakilan perdagangan Indonesia tetap aktif mempromosikan produk Indonesia di kawasan Afrika Barat,” kata Hendro.

Hendro menyampaikan, upaya promosi aktif melalui pameran ini disambut antusias oleh para pengusaha Nigeria dan kawasan sekitarnya. Pada hari ketiga, pengunjung Paviliun Indonesia mendapatkan banyak permintaan antara lain CV Jaya Abadi (110 permintaan informasi), PT Sidomuncul (65), PT Orang Tua (42), PT Menjangan Sakti (20), PT Inaco (10), dan PT Sumber Kopi Utama (13).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement