Rabu 08 Sep 2021 14:28 WIB

Bank Mandiri Ungkap 3 Strategi Penajaman Bisnis

Bank Mandiri mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Nasabah dengan menggunakan ponsel melakukan transaksi menggunakan aplikasi mobile banking Livin Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (7/9). PT Bank Mandiri Tbk melakukan penajaman strategi yang sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional.
Foto: Prayogi/Republika.
Nasabah dengan menggunakan ponsel melakukan transaksi menggunakan aplikasi mobile banking Livin Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (7/9). PT Bank Mandiri Tbk melakukan penajaman strategi yang sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri Tbk melakukan penajaman strategi yang sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional. Strategi itu bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan bisnis berkelanjutan.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menyebutkan, terdapat tiga fokus dalam penajaman bisnis perseroan. Pertama, integrasi bisnis wholesale dan ritel dengan memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale.

Kedua, mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah serta penyaluran kredit dilakukan secara prudent kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat, sehingga menghasilkan kualitas kredit cukup baik. Ketiga, Bank Mandiri akan mengakselerasi digital lewat pengembangan solusi digital, perbaikan proses, modernisasi channel, serta peningkatan kapabilitas core banking.

“Lewat strategi ini, Bank Mandiri optimistis kredit secara bank only mampu tumbuh 6 persen sampai tujuh persen year on year (yoy) pada akhi 2021. Tentunya dengan tetap memprioritaskan pertumbuhan secara berkualitas," ujar Ahmad Siddik dalam Public Expose yang digelar Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (8/9).

Komitmen ini, lanjut dia, salah satunya diwujudkan lewat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang merupakan program andalan pemerintah dalam menyediakan akses pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pada pembiayaan, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 19,68 triliun pada akhir paruh pertama tahun ini atau 63,5 persen dari target 2021. Jumlah penerimanya mencapai 200 ribu lebih debitur UMKM.

Lalu pada program restrukturisasi kredit terdampak pandemi, Bank Mandiri telah memberikan persetujuan restrukturisasi debitur terdampak pandemi yaitu kepada 548 ribu lebih debitur. Nilai persetujuannya sebesar Rp 126,5 triliun. Dari nilai tersebut, hingga Juni 2021, total baki debet restrukturisasi Covid-19 sebesar Rp 96,5 triliun, sekitar 62 persen di antaranya dari total debitur restrukturisasi merupakan pelaku usaha UMKM.

Ahmad Siddik menyebutkan, inovasi serta akselerasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil positif. Digitalisasi layanan melalui aplikasi Livin' by Mandiri sampai Juni 2021 mencatat 7,8 juta pengguna, meningkat 45 persen dari periode setahun sebelumnya.

Dari jumlah tersebut, transaksi finansial Livin by Mandiri mencatatkan kenaikan sebesar 65 persen secara year on year (yoy) menjadi 434,9 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai Rp 728,9 triliun per Juni 2021. Menyadari potensi keuangan digital yang masih luas, Bank Mandiri pada tahun ini tengah melakukan pengembangan solusi digital guna mendorong pertumbuhan transaksi digital nasabah dengan memberikan solusi kemudahan digital, baik bagi kebutuhan perusahaan mapun individual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement