Sabtu 11 Sep 2021 16:36 WIB

Jejak Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Arab Saudi

Restoran shawarma pertama di Riyadh bernama Restoran Abu Nawas di King Faisal Road.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Falafel
Foto: Middle east eye
Falafel

IHRAM.CO.ID, RIYADH – Budaya makanan dan restoran impor terbatas hingga awal 1980-an di Riyadh dan sebagian besar kota di Arab Saudi. Namun, ketersediaan sandwich, shawarma, dan hamburger telah menyebar di sejumlah kota besar, seperti Dammam, Riyadh dan Jeddah sejak pertengahan 1980-an.

Ahli Sejarah Sosial, Mansour al-Assaf, mengatakan restoran shawarma pertama di Riyadh bernama Restoran Abu Nawas di King Faisal Road. Sementara restoran ayam goreng pertama adalah KFC dan restoran Wimpy pada tahun 1960-an.

Untuk sandwich falafel campuran telah tersedia di Riyadh di lingkungan Al-Malaz di Jalan Zaid bin Al-Khattab sejak 1982. Restoran telah ada di Arab Saudi sejak 1950-an tapi perkembangannya terjadi pada pertengahan 1980-an dan 1990-an.

“Restoran kelas atas hadir di beberapa kota pada 1950-an, terutama di Provinsi Timur, Jeddah dan Riyadh. Kebanyakan dari mereka adalah restoran hotel seperti Hotel Al-Yamamah, Hotel Zahrat Al-Sharq dan Hotel Sahara di Riyadh,” kata al-Assaf.

Restoran Hatem Tayi di distrik Al-Bathaa adalah salah satu restoran tertua di Riyadh pada 1960-an. Dulu restoran itu menyajikan kebab, iga, dan kofta. Tak jauh dari sana, ada Omar Khayyam Café untuk menonton gulat gratis dan mendiskusikan pidato Ahmed Saeed.

Pensiunan Pemerintah, Muhammad Al-Harbi, menceritakan saat dia masih menjadi mahasiswa di Universitas King Saud pada tahun 1975. Kala itu, dia biasa pergi bersama teman-temannya ke sebuah restoran yang menyajikan hidangan tradisional Saudi yang disebut bukhari.

“Itu adalah sebuah restoran kecil di dekat kampus. Sebagai mahasiswa, kami kebanyakan memasak di rumah. Kami hanya pergi ke restoran ini ketika kami memiliki uang ekstra,” ujar dia.

Al-Assaf menjelaskan restoran bukhari telah ada sejak tahun 1960-an tapi meningkat pada tahun 1987, setelah itu budaya lesehan menjadi populer di restoran tradisional Saudi. Al-Harbi menjelaskan sebagian besar restoran di Kerajaan terbatas untuk pelanggan pria. Dia hanya ingat satu restoran di hotel bernama Zahrat Al-Sharq di Riyadh yang memiliki ruang keluarga.

“Dulu, kita jarang melihat keluarga di restoran. Mayoritas dari mereka yang pergi ke restoran adalah pekerja laki-laki dan mahasiswa,” ucap dia.

Ruang keluarga di restoran ada pada 1960-an dan 1970-an di Riyadh, Jeddah, dan banyak daerah lain di Arab Saudi. Sebagian besar restoran dengan ruang keluarga terbatas pada prasmanan atau lobi hotel. Restoran cepat saji internasional besar dan rantai multinasional pada 1980-an dan 1990-an berkontribusi pada pertumbuhan ruang keluarga.

“Restoran Saudi pertama yang menjual hamburger adalah Herfy, dibuka pada 1981 di bawah Jembatan Teluk di Jalan Khurais di Riyadh,” ujar al-Assaf.

Herfy adalah salah satu restoran cepat saji Saudi pertama yang menyambut keluarga. Keluarga pada 1980-an mulai menerima ide untuk makan di restoran karena restoran memberikan privasi penuh.

Al-Harbi mengatakan selama masa kecilnya di tahun 1960-an, makan di luar bukanlah pilihan karena orang tuanya tidak mengizinkan. “Dulu ada toko manisan di Madinah yang menyajikan semua jenis kue dan tart yang disebut Salah Bakery. Saya dan saudara laki-laki saya biasa melihat kue tar dari jendela di luar karena kami tahu ibu kami tidak akan mengizinkan kami memakannya,” jelas dia.

Dilansir Arab News, Sabtu (11/9), selama tahun 1990-an, kedai kopi mulai muncul dan keluarga Saudi menjadi akrab dengan berbagai jenis kopi Italia, donat, tiramisu, dan gulungan kayu manis. Pasar makanan dan minuman mengalami pertumbuhan yang cukup besar di Arab Saudi setelah peluncuran Visi 2030.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 32 juta, perusahaan internasional dan lokal kini berlomba-lomba memasuki pasar di sektor ini. Industri hiburan dan meningkatnya jumlah acara olahraga dan konser di Kerajaan juga berdampak positif pada sektor makanan. Pertumbuhan ini sudah tampak pada peningkatan aplikasi pengiriman seluler, truk makanan, dan restoran internasional dan lokal di kota-kota besar seperti Riyadh dan Jeddah serta kota-kota kecil seperti AlUla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement