Senin 13 Sep 2021 11:45 WIB

Taliban Buat Aturan Baru untuk Mahasiswa Perempuan

Taliban tidak ingin memutar waktu kembali 20 tahun.

Mahasiswa di Afghanistan tengah kuliah di masa pemerintah baru Taliban.
Foto: google.co.id
Mahasiswa di Afghanistan tengah kuliah di masa pemerintah baru Taliban.

KABUL – Taliban mengumumkan pada Ahad, perempuan di Afghanistan dapat melanjutkan studi di universitas hanya jika mereka dipisahkan dari laki-laki. Menteri Pendidikan Tinggi Abdul Baqi Haqqani mengatakan ada beberapa cara untuk memisahkan.

“Universitas harus memiliki kemampuan untuk memiliki gedung yang terpisah. Solusi pertama adalah harus ada tempat terpisah di mana anak laki-laki dapat dipisahkan dari anak perempuan,” kata Haqqani dalam konferensi pers.

Untuk solusi kedua, harus ada waktu yang terpisah, yaitu waktu yang ditentukan untuk anak laki-laki dan waktu yang ditentukan untuk anak perempuan. Solusi terakhir, jika siswa perempuan lebih sedikit, dalam situasi ini harus ada partisi di kelas.

Namun, Haqqani tidak merinci detail terkait perempuan harus menutupi wajah mereka saat berada di dalam kelas. Dia menyebut untuk mata pelajaran tertentu juga harus direvisi, tanpa merinci apa yang akan berubah dalam kurikulum di Afghanistan.

Taliban telah melarang wanita berolahraga dan musik. Komunitas internasional telah mengamati dengan seksama untuk melihat sejauh mana Taliban benar-benar berubah, terutama dalam sikap mereka terhadap perempuan.

Haqqani menyebut Taliban tidak ingin memutar waktu kembali 20 tahun. “Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini,” ujar dia.

Dikutip Saudi Gazette, Senin (13/9), wanita di Universitas Kabul pada Ahad menjanjikan komitmen mereka terhadap kebijakan Taliban tentang pemisahan jenis kelamin di dalam kelas dengan menutupi dari kepala sampai kaki, mengenakan cadar, dan mengibarkan bendera putih pemerintah yang baru.

Aturan baru menandakan perubahan dari praktik yang diterima sebelum pengambilalihan Taliban. Sebelumnya, universitas digabungkan dengan pria dan wanita belajar berdampingan dan siswa perempuan tidak harus mematuhi aturan berpakaian. n Meiliza Laveda

https://saudigazette.com.sa/article/610847

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement