Senin 13 Sep 2021 13:08 WIB

Taliban Izinkan Perempuan Kuliah, Tapi...

Mahasiswi akan menghadapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Imigran Afganistan (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/GHULAMULLAH HABIBI
Imigran Afganistan (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, KABUL - - Menteri Pendidikan Tinggi pemerintahan baru Afghanistan Abdul Baqi Haqqani mengumumkan Perempuan di Afghanistan dapat melanjutkan studi di universitas, termasuk di tingkat pascasarjana, Ahad (12/9). Keputusan ini merupakan upaya Taliban untuk menunjukkan bahwa Taliban berbeda dari 20 tahun lalu.

Haqqani mengatakan Taliban tidak ingin memutar waktu kembali 20 tahun. "Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini," katanya.

Meski begitu, mahasiswi akan menghadapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib. Haqqani mengatakan, jilbab akan menjadi busana wajib tetapi tidak menentukan apakah ini berarti jilbab saja atau penutup wajah juga. Segregasi gender juga akan ditegakkan.

"Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama. Kami tidak akan mengizinkan pendidikan bersama," ujar Haqqani.

Haqqani mengatakan mata pelajaran yang diajarkan juga akan ditinjau. Meski tidak merinci, dia mengatakan ingin lulusan universitas Afghanistan dapat bersaing dengan lulusan universitas di kawasan dan seluruh dunia.

Pemaparan itu beberapa hari setelah penguasa baru Afghanistan membentuk pemerintahan yang semuanya laki-laki. Pada Sabtu (11/9), Taliban telah mengibarkan bendera mereka di atas istana presiden, menandakan dimulainya pekerjaan pemerintah baru.

Dunia telah mengamati dengan cermat untuk melihat sejauh mana Taliban mungkin bertindak berbeda dari pertama kali mereka berkuasa pada akhir 1990-an. Selama era itu, anak perempuan dan perempuan tidak mendapat pendidikan, serta dikucilkan dari kehidupan publik.

Taliban telah berusaha menunjukan telah berubah, termasuk dalam sikap terhadap perempuan. Namun, perempuan telah dilarang berolahraga dan Taliban telah menggunakan kekerasan dalam beberapa hari terakhir terhadap pengunjuk rasa perempuan yang menuntut persamaan hak.

Taliban dikenal sebagian penguasa yanh melarang musik dan seni selama masa pemerintahan sebelumnya. Kali ini televisi tetap ada dan saluran berita masih menampilkan presenter perempuan.

Dalam sebuah wawancara di TOLO News Afghanistan, juru bicara Taliban Syed Zekrullah Hashmi mengatakan perempuan harus melahirkan dan membesarkan anak-anak. Taliban mengesampingkan partisipasi perempuan dalam pemerintahan, dengan Hasmi menyatakan, tidak perlu perempuan berada di Kabinet.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement