Senin 13 Sep 2021 13:50 WIB

PBB Anggarkan 600 Juta Dolar AS untuk Bantuan Afghanistan

Separuh dari 18 juta warga Afghanistan bergantung pada bantuan internasional.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Pengungsi dari Afghanistan menunggu untuk terbang ke Amerika Serikat atau lokasi aman lainnya di gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan di Pangkalan Udara AS di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021.
Foto: AP/Markus Schreiber
Pengungsi dari Afghanistan menunggu untuk terbang ke Amerika Serikat atau lokasi aman lainnya di gerbang keberangkatan darurat di dalam gantungan di Pangkalan Udara AS di Ramstein, Jerman, Rabu, 1 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,  JENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membutuhkan anggaran lebih dari 600 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Afghanistan. Kondisi itu tak terlepas dari meningkatnya krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa.

Pejabat PBB mengatakan, sebelum Taliban kembali berkuasa, separuh dari 18 juta warga Afghanistan bergantung pada bantuan internasional. "Angka tersebut akan meningkat, karena kekeringan, kekurangan pasokan makanan, dan kekurangan uang tunai," kata pejabat tersebut.

Baca Juga

PBB akan menggelar konferensi di Jenewa pada Senin (13/9) sore untuk membahas bantuan terhadap Afghanistan. Konferensi ini akan dihadiri oleh pejabat tinggi PBB termasuk Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Kepala Komite Internasional Palang Merah Peter Maurer, serta puluhan perwakilan pemerintah.

Sekitar sepertiga dari dana PBB akan digunakan oleh Program Pangan Dunia (WFP). Dalam survei yang dilakukan oleh WFP pada Agustus dan Semptember, sekitar 93 persen dari 1.600 warga Afghanistan tidak mengonsumsi makanan yang cukup, karena tidak dapat memperoleh akses uang tunai.

"Sekarang berpacu dengan waktu untuk memberikan bantuan penyelamatan kepada orang-orang Afghanistan yang paling membutuhkannya," kata Wakil Direktur Regional WFP Anthea Webb.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sedang berusaha untuk menopang ratusan fasilitas kesehatan yang berisiko ditutup, setelah para donor mundur. Penganggaran untuk bantuan kemanusiaan yang mendadak di Afghanistan telah menambah lebih banyak tekanan pada program-program PBB. Guterres mengatakan, organisasinya sedang berjuang secara finansial.

“Saat ini PBB bahkan tidak mampu membayar gajinya kepada para pekerjanya sendiri,” kata Guterres.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement