Senin 13 Sep 2021 14:36 WIB

Mengenal Taipan Migas yang Jadi Perdana Menteri Maroko

Miliarder Aziz Akhannouch jadi perdana menteri Maroko

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Bendera negara Maroko.
Foto: EPA
Bendera negara Maroko.

IHRAM.CO.ID, RABAT -- Raja Maroko Mohammed VI pada Jumat (10/9), menunjuk miliarder Aziz Akhannouch sebagai perdana menteri. Arkhannouch menjabat sebagai perdana menteri setelah partai National Rally of Independents (RNI) memenangkan pemilu pada Rabu (8/9).

Pada Rabu, partai moderat RNI memenangkan 102 dari 395 kursi parlemen. Sementara, Partai Keadilan dan Pembangunan (PJD) harus menelan kekalahan. Kelompok Islamis yang telah lama berkuasa di Maroko ini, mengalami kekalahan dalam pemilihan parlemen.

Di bawah reformasi yang diperkenalkan pada 2011, raja memilih perdana menteri dari partai terbesar di parlemen. Tetapi, raja tetap memiliki hak veto atas anggota kabinet. Menurut para analis, dalam beberapa tahun terakhir Raja Mohammed VI lebih banyak mengendalikan kekuasaan dari tembol istana.

Akhannouch, yang merupakan mantan menteri pertanian, adalah salah satu orang terkaya Maroko. Nilai kekayaan Akhannouch diperkirakan mencapai sekitar 2 miliar dolar AS. Dia telah memimpin partai RNI sejak 2016.

Akhannouch merupakan taipan migas. Dia memiliki perusahaan induk yang beroperasi di bisnis distribusi bahan bakar dan gas. Perusahaannya pernah menjadi sasaran boikot oleh konsumen pada 2018 karena kenaikan harga.

RNI dipandang dekat dengan kerajaan. Dalam pidatonya setelah pengumuman hasil pemilihan umum, Akhannouch mengatakan, dia akan menerapkan visi Raja Mohammed VI. Akhannouch sekarang harus membangun koalisi pemerintahan yang dapat memimpin mayoritas parlemen, dengan setidaknya 198 kursi.

Pemimpin PJD, Saad Dine El Otmani telah menjadi perdana menteri sejak 2017, mengatakan, terjadi pelanggaran dalam pemilihan umum. PJD yang telah lama berkuasa di Maroko, hanya mengamankan 13 kursi. Jumlah tersebut sangat menurun drastis dibandingkan dengan pemilu 2016, ketika mereka meraih 125 kursi.

El Otmani mengatakan, PJD akan menjadi oposisi dan tidak tertaril untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan.  Otmani dan beberapa anggota senior lainnya telah mengundurkan diri dari jabatan partai mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement