Senin 13 Sep 2021 17:55 WIB

Erick: Holding Ultra Mikro Ciptakan Keseimbangan Ekonomi 

Transformasi dalam bentuk holding juga harus diimbangi dengan human capital.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan), Dirut Pegadaian Kuswiyoto (kiri), Dirut BRI Sunarso (kedua dari kiri), dan Dirut PNM Arief Mulyadi (kanan) saat penandatangan perjanjian pengalihan saham dalam rangka pembentukan Holding Ultramikro di Jakarta, Senin (13/9).
Foto: Tangkapan layar
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua dari kanan), Dirut Pegadaian Kuswiyoto (kiri), Dirut BRI Sunarso (kedua dari kiri), dan Dirut PNM Arief Mulyadi (kanan) saat penandatangan perjanjian pengalihan saham dalam rangka pembentukan Holding Ultramikro di Jakarta, Senin (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan holding ultra mikro memasuki babak akhir usai pemerintah secara resmi mengalihkan sahamnya di PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero) kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau BRI. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan holding ultra mikro sendiri merupakan bukti keberpihakan pemerintah terhadap sektor usaha kecil yang mengalami tekanan akibat dampak pandemi.

"Kita bisa lihat perbedaan yang signifikan bagaimana ketika krisis ekonomi 98 lebih kepada krisis finansial, tapi hari ini krisis covid yang terjadi memang sangat berdampak buat UMKM dan ultra mikro," ujar Erick saat penandatangan perjanjian pengalihan saham dalam rangka pembentukan Holding Ultramikro di Jakarta, Senin (13/9).

Baca Juga

Erick mengaku telah meninjau kondisi program PNM Mekaar dan agen Brilink, serta Pegadaian dalam membantu para pelaku usaha untuk naik kelas. Erick menyebut dampak besar pandemi sangat dirasakan para pelaku usaha ultra mikro. 

"Ini yang kita harus pastikan dalam kondisi covid, keseimbangan ekonomi harus terjadi, tidak bisa yang besar makin besar, yang kecil makin kecil. Kita juga tidak mau menjadi bagian misalnya hanya BUMNnya untung, tapi UMKM pailit, tidak," ungkap Erick.

Erick memastikan keseimbangan ekonomi harus menjadi program utama holding ultra mikro. Erick mengapresiasi BRI yang telah mengurangi alokasi pendanaan untuk korporasi dari 40 persen menjadi 18 persen. Erick juga memuji agen BRILink yang mampu membuka akses perbankan kepada para pelaku usaha ultra mikro. 

Pun dengan PNM. Erick menyebut PNM tak hanya membantu pendanaan ibu-ibu program Mekaar, melainkan juga mendorong pembukaan lapangan kerja baru. Erick mengatakan jumlah nasabah PNM Mekaar tercatat 5,2 juta nasabah dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir. Jumlah ini meningkat drastis jika dibandingkan sebelumnya, yang sebanyak 5,6 juta nasabah selama tiga atau empat tahun.

"Jumlah nasabah PNM Mekaar sekarang sudah 10,8 juta, kalau satu usaha mempekerjakan satu orang maka telah membuka 10,8 juta lapangan kerja baru," lanjut Erick.

Erick mengatakan kehadiran holding ultra mikro akan memberikan sejumlah manfaat bagi nasabah dan BUMN itu sendiri. Kata Erick, para nasabah akan mendapatkan bunga yang lebih murah. 

"Keberpihakan dalam bunga murah kita harapkan bisa terjadi pada November," ungkap Erick. 

Tak hanya itu, lanjut Erick, holding ultra mikro juga menawarkan konsep co-location atau Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) yang saat ini sudah tersebar di 13 titik. Erick menilai sentra tersebut menjadi sinergi antara ketiga BUMN dalam membantu para pelaku usaha mikro. 

"Jangan kita di era efisiensi dan digital ini, BRI, PNM, Pegadaian sendiri-sendiri, saya rasa bukan waktunya seperti itu, co-location harus terjadi," ucap Erick.

Erick berpesan transformasi dalam bentuk holding juga harus diimbangi dengan transformasi human capital. Erick tak ingin sejumlah inovasi yang dilakukan manajemen PT Pos Indonesia terdahulu tidak berjalan dengan optimal lantaran tidak dibarengi dengan transformasi human capital.

"Transformasi bisnis tanpa didukung transformasi human capital tidak ada artinya. Saya sangat berharap transformasi yang terjadi di ultra mikro ini juga menjadi transformasi yang sangat berdampak kepada human capital kita supaya kita bisa berkompetisi dengan pasar yang terbuka," sambung Erick.

Erick tak ingin pembentukan holding ultra mikro menjadi keberpihakan secara politik, namun menjadi sebuah keberpihakan yang berkelanjutan seperti yang diharapkan presiden untuk terus menjaga UMKM.

"Insya Allah saya juga sudah mengajukan salah satunya di G20 tahun depan, kita ingin ada secara terbuka benchmarking BUMN kita dengan BUMN mancanegara. Kita belajar dan melihat apa kelebihan dan kekurangan kita; tetapi salah satu kelebihannya yang kita akan dorong bagaimana nanti holding ultra mikro kita juga paparkan kepada BUMN negara lain bahwa Indonesia beda," kata Erick menambahkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement