Selasa 14 Sep 2021 13:06 WIB

AS Serukan Pakistan tak Akui Pemerintahan Taliban

Blinken ingin memastikan Taliban menghormati hak-hak perempuan dan minoritas.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
Foto: AP/Alex Brandon
Menteri Luar Negeri Antony Blinken.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyerukan Pakistan untuk tak memberi legitimasi pada pemerintahan Taliban di Afghanistan. Dia mengakui adanya kekhawatiran bahwa Islamabad telah mendukung Taliban.

"Apa yang harus kita lihat adalah desakan bahwa setiap negara, termasuk Pakistan, memenuhi harapan masyarakat internasional tentang apa yang diperlukan dari pemerintah yang dipimpin Taliban jika ingin menerima legitimasi dalam bentuk apa pun atau dukungan apa pun,” kata Blinken saat berbicara di hadapan Komite Urusan Luar Negeri House of Representatives AS pada Senin (13/9).

Baca Juga

Blinken menekankan, prioritas komunitas internasional saat ini adalah memastikan Taliban menghormati hak-hak perempuan dan minoritas serta menjamin bahwa Afghanistan tak lagi menjadi “surga” bagi kelompok teroris. “Jadi Pakistan perlu sejalan dengan mayoritas masyarakat internasional dalam bekerja menuju tujuan itu dan dalam menegakkan harapan itu,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, kebijakan-kebijakan Pakistan, dalam banyak kesempatan, telah merugikan kepentingan AS. Blinken menyoroti tentang tindakan Pakistan menyembunyikan atau melindungi anggota Taliban, termasuk Haqqani.

Haqqani merupakan kelompok yang telah ditetapkan sebagai teroris oleh Washington. Kini, Haqqani menjadi bagian dari pemerintahan sementara yang dibentuk Taliban di Afghanistan.

Baca juga : 3 Skenario Masa Depan Taliban Afghanistan dan Perang Barat

Terdapat beberapa anggota House of Representatives AS yang mengkritik Pakistan, salah satunya adalah Joaquin Castro dari Partai Demokrat. Dia meminta AS mempertimbangkan untuk menghapus Pakistan dari daftar sekutu utama non-NATO. Sebab status itu memberi Islamabad akses istimewa ke persenjataan AS.

Intelijen Pakistan diketahui memiliki hubungan dekat dengan Taliban sejak kelompok tersebut bangkit pada dekade 1990-an. Pakistan adalah satu dari tiga negara yang mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan pada 1996-2001.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement