Selasa 14 Sep 2021 17:38 WIB

PBB Janjikan 1 Miliar Dolar AS untuk Bantu Afghanistan

PBB mengingatkan potensi bencana kemanusiaan di Afghanistan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
MUI Bogor sampaikan tujuh poin penting pembenahan pendidikan Cibinong, Bogor (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyampaikan tujuh poin penting terkait sektor pendidikan untuk menjadi perhatian pemerintah setempat.
Foto: AP/Markus Schreiber
MUI Bogor sampaikan tujuh poin penting pembenahan pendidikan Cibinong, Bogor (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyampaikan tujuh poin penting terkait sektor pendidikan untuk menjadi perhatian pemerintah setempat."MUI kabupaten juga sudah menyampaikan kepada Pemkab. Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan pencerahan agar pendidikan di Kabupaten Bogor dan Indonesia terus meningkat," ungkap Ketua Bidang Pendidikan MUI Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin di Cibinong, Bogor, Minggu.Tujuh poin tersebut yaitu menambah jam pendidikan agama dan keagamaan, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan di 6.663 lembaga sekolah negeri dan swasta, meningkatkan kualitas 54.189 tenaga pendidik berikut kesejahteraannya.Kemudian, mempemudah akses pendidikan bagi 1.280.876 peserta didik, memperluas pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) bagi santri salafiyah sebanyak 1.400 yang terdata di Kemenag, membuat payung hukum untuk syarat pekerjaan di Kabupaten Bogor minimal SMP, serta membuat satgas pendidikan.Dosen Universitas Djuanda (Unida) Bogor itu menyebutkan bahwa tujuh poin penting tersebut juga ia sampaikan dalam Webinar Pendidikan Kader Ulama (PKU) yang digelar MUI bersama Pemkab Bogor pada Sabtu (11/9).Pasalnya, selain berpengaruh pada indikator makro daerah, pandemi COVID-19 sangat berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Berdasarkan hasil penilaian oleh Kemendikbudristek pada 16 Agustus 2021, terdapat 204 ribu lebih sekolah di 194 kabupaten/kota yang ada di zona level 4 PPKM tidak menjalankan pembelajaran tatap muka."Banyak anak putus sekolah, dalam arti anak-anak terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Capain pendidikan Indonesia mengalami penurunan yang disebabkan oleh kegiatan pembelajaran di rumah," kata Gus Udin.Kondisi kengkhawatirkan lainnya yaitu adanya learning lost yang artinya pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat banyak materi pembelajaran hilang, karena sistem daring banyak kendala. Ilustrasi pengungsi Afghanistan

IHRAM.CO.ID, JENEWA – Lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp 14,25 triliun) bantuan telah dijanjikan untuk Afghanistan, menyusul peringatan dari PBB tentang bencana yang menjulang di negara tersebut. 

Permohonan untuk dukungan global dibuat pada sebuah konferensi di Jenewa, menyusul pengambilalihan Taliban bulan lalu. PBB mengatakan negara itu menghadapi krisis kemanusiaan besar. 

Baca Juga

"Setelah beberapa dekade perang dan penderitaan, itu mungkin saat yang paling berbahaya," kata Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, dilansir di BBC, Selasa (14/9).  

Menurut Guterres, tingkat kemiskinan 'spiral' dan layanan publik hampir runtuh. "Banyak orang bisa kehabisan makanan pada akhir bulan ini saat musim dingin mendekat," katanya. 

PBB telah menyerukan penggalangan dana sebesar 606 juta dolar AS, dengan mengatakan bahwa ini akan membawa bantuan vital bagi jutaan orang. 

Guterres mengatakan tidak jelas berapa banyak dari lebih dari 1 miliar dolar AS yang dijanjikan akan digunakan untuk banding PBB. 

PBB telah mendesak Taliban untuk memberi pekerja bantuan akses tanpa hambatan. 

Bahkan sebelum gerilyawan Islam tersebut merebut kembali kendali atas Afghanistan pada Agustus, pertempuran telah memaksa lebih dari 550 ribu orang meninggalkan rumah mereka. 

Diperkirakan 3,5 juta orang saat ini mengungsi di dalam negeri. Warga Afghanistan juga harus menghadapi kekeringan parah. 

Konferensi pada hari Senin (13/9) dihadiri oleh pejabat tinggi PBB serta organisasi bantuan termasuk Palang Merah dan berbagai pemerintah. 

PBB mengatakan sekitar sepertiga dari uang yang ingin dikumpulkan akan digunakan oleh Program Pangan Dunia (WFP), yang sebelumnya mengatakan banyak warga Afghanistan tidak memiliki akses uang tunai untuk membeli makanan yang cukup. 

"Kami benar-benar memohon dan meminjam untuk menghindari kehabisan stok makanan," kata wakil direktur regional WFP Anthea Webb.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement