Selasa 14 Sep 2021 23:20 WIB

Pinky Movement Pertamina Sasar Usaha Kecil Naik Kelas

Tidak hanya pendanaan usaha, Pertamina mengajak mitra binaan masuk ke rantai bisnis

Program Pinky Movement memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan melibatkan usaha kecil berupa pangkalan LPG dan juga usaha kecil pengguna LPG bersubsidi untuk beralih ke LPG non subsidi.
Foto: Pertamina
Program Pinky Movement memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan melibatkan usaha kecil berupa pangkalan LPG dan juga usaha kecil pengguna LPG bersubsidi untuk beralih ke LPG non subsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARATA -- PT Pertamina (Persero) memiliki segudang cara untuk dapat membantu pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) binaannya agar bangkit dan adaptif Covid-19. Salah satunya melalui program peningkatan kewirausahaan Pinky Movement.

Tidak hanya pendanaan usaha, Pertamina juga mengajak para mitra binaan untuk masuk ke dalam rantai bisnis melalui jenis usaha yang dijalankan atau dikenal dengan istilah Creating Shared Value (CSV).  Dengan cara ini Pertamina secara langsung telah mendukung penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu bentuk implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs) 

Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjabarkan, sejak Januari hingga awal September 2021 ini Pertamina telah menyalurkan pembiayaan dan modal usaha lewat program Pinky Movement kepada 162 outlet dan 116 usaha kecil di wilayah Indonesia. Selain pendanaan, Pertamina juga melakukan sejumlah program pembinaan kepada para mitra binaan hingga mampu menjadi UMK naik kelas. 

“Program Pinky Movement juga memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan melibatkan usaha kecil berupa pangkalan LPG dan juga usaha kecil pengguna LPG bersubsidi untuk beralih ke LPG non subsidi.  Para pengusaha toko ritel skala kecil, pengusaha makanan, hingga peternakan dan sebagainya ikut berperan dalam penggunaan produk Bright Gas. Sehingga, program ini mampu menekan penggunaan produk gas subsidi yang tidak tepat sasaran,” jelas Fajriyah.

photo
Program Pinky Movement memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan melibatkan usaha kecil berupa pangkalan LPG dan juga usaha kecil pengguna LPG bersubsidi untuk beralih ke LPG non subsidi. - (Pertamina)

 

Pembinaan kepada para UMK meliputi banyak aspek. Di antaranya, peningkatan kompetensi UMK, akses perijinan atau sertifikasi, perluasan pasar UMK, peningkatan motivasi UMK dengan coaching UMK, dan penghargaan atau awarding UMK.

Mengapa outlet LPG subsidi usaha kecil sektor kuliner yang menggunakan LPG subsidi yang disasar? Fajriyah menjelaskan, hal ini sesuai dengan tujuan awal program ini dibentuk. Yakni dengan menekankan pada upaya konkret untuk menurunkan beban subsidi dan menjadi tepat sasaran. 

“Sehingga peluang UMK outlet LPG untuk mengembangkan bisnisnya makin terbuka lebar dengan menjual LPG nonsubsidi. Maupun, UMK pengguna LPG subsidi yang ingin beralih menggunakan LPG nonsubsidi bisa mendapat manfaat yang lebih dengan mengikuti program ini,” jelas Fajriyah.

Menurut Fajriyah, melalui Program Pinky Movement, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. 

Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Lingkungan dan Sosial (TJSL), demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement