Rabu 15 Sep 2021 05:56 WIB

Krisis Ekonomi, Taliban Minta Bantuan Internasional

Taliban meminta bantuan untuk Afghanistan tak dihentikan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Krisis Ekonomi, Taliban Minta Bantuan Internasional . Foto: Pejuang Taliban berpatroli di seminar Bandara Kabul saat pesawat perdana asal Pakistan mendarat .
Foto: Al Jazeera
Krisis Ekonomi, Taliban Minta Bantuan Internasional . Foto: Pejuang Taliban berpatroli di seminar Bandara Kabul saat pesawat perdana asal Pakistan mendarat .

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Taliban meminta donor internasional memulai kembali penyaluran bantuan untuk Afghanistan. Hal itu disampaikan saat Taliban berusaha menangani krisis ekonomi yang melanda negara tersebut.

“Afghanistan adalah negara yang dilanda perang dan membutuhkan bantuan masyarakat internasional di berbagai sektor, terutama pendidikan, kesehatan dan pembangunan,” kata Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Mutaqqi pada Selasa (14/9), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Mutaqqi mengungkapkan, proyek-proyek yang kini belum selesai di Afghanistan perlu diselesaikan. Hal itu guna menghindari pemborosan sumber daya. Mutaqqi meminta lebih banyak bantuan dari donor multilateral, termasuk World Bank, Asian Development Bank, dan Islamic Development Bank.

Setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu, mayoritas donor internasional membekukan bantuan mereka untuk negara tersebut. Menurut mereka, komunitas internasional seharusnya tidak mempolitisasi bantuan mereka untuk Afghanistan.

Mutaqqi pun secara khusus menyinggung tentang keputusan Amerika Serikat (AS) membekukan aset Afghanistan setelah Taliban menguasai kembali negara tersebut pada 15 Agustus lalu. “(Kami) membantu AS sampai evakuasi orang terakhir mereka, tetapi sayangnya AS, alih-alih berterima kasih kepada kami, membekukan aset kami,” ujarnya.

Mutaqqi mengatakan, AS adalah negara hebat. Seharusnya ia memiliki kesabaran besar. “Kita harus saling membantu,” ucapnya. 

Baca juga : Arab Saudi Dapatkan Manuskrip Kedokteran Islam Abad Ke-14

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement