Rabu 15 Sep 2021 15:53 WIB

Kemendag: Kontribusi Ekonomi Digital pada PDB Baru 4 Persen

Kemendag mendorong UKM masuk platform dan lakukan ekspor.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Pedagang gitar rumahan memotret barang dagangannya untuk dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Banten, Senin (20/7). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, peran ekonomi digital baru 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Pedagang gitar rumahan memotret barang dagangannya untuk dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Banten, Senin (20/7). Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, peran ekonomi digital baru 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, peran ekonomi digital baru 4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Diharapkan, dalam beberapa tahun kemudian kontribusinya bisa mencapai 18 persen.

"Ini akan banyak memberikan ruang cukup dan potensial terhadap keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM). UKM sekarang berpotensi besar ke pasar digital," ujar Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan Muhri dalam webinar UOB Economic Outlook 2022, Rabu (15/9).

Maka, kata dia, pemerintah berkewajiban menyiapkan infrastruktur ekonomi digital. Apalagi iklim investasi bergerak ke ekonomi digital.

"Kalau dilihat sekarang, e-commerce besar si Indonesia pasarnya jauh lebih besar. Jadi (UKM) masuk digital tidak hanya pikirkan barang yang dibeli dari platform bagaimana kita open bagi negara lain. Kita dorong UKM masuk platform dan lakukan ekspor, ini jadi penting," jelas Kasan.

 

Kaitannya dengan kapitalisasi peran ekonomi digital, sambungnya, Kemendag ingin ada perkembangan ke hilir. Artinya, tidak sekadar dimanfaatkan sebagai pasar tapi bisa menciptakan beberapa komponen yang menjadi bagian dari operasional.

"Di Kemendag kita ibaratkan ada tukang martabak jualan online, tidak hanya di situ tapi mereka pastikan ramuan martabak paling bagus, ini bisa pakai ekonomi digital. Pikirkan hulunya dari proses produksi martabak. Kita ingin kembangkan konektivitas bukan hanya konvensional secara fisik tapi konteksnya ekonomi digital," tuturnya.

Pada kesempatan itu, ia menambahkan, konsumsi domestik berkontribusi paling besar ke ekonomi atau PDB Indonesia. Perkembangan selama satu semester ini, terutama pada kuartal II 2021 menurutnya cukup sejalan dengan konteks penanganan Covid-19.

"Pada kuartal II 2021 pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen, kontribusi konsumsi domestik 5,93 persen, itu sudah hanpir sama tahun sebelum pandemi Covid-19," jelas dia. Kasan menilai, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada kuartal III karena adanya Covid-19 varian Delta, hanya akan memberikan gangguan sedikit.

"Tapi begitu memasuki penanganan PPKM, sudah berjalan baik. Rasanya kalau pun pada kuartal tiga ada gangguan lebih bisa di-manage, saya perkirakan konsumsi domestik kalau ada sedikit gangguan gelombang kedua mungkin tidak terlalu besar," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement