Kamis 16 Sep 2021 09:24 WIB

Korut Uji Coba Sistem Rudal Baru yang Diangkut Kereta Api

Rudal yang diangkut oleh kereta api berfungsi sebagai sarana serangan balik Korut

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Korea Utara (Korut) melakukan uji coba sistem rudal baru yang diangkut dengan kereta api. Ilustrasi.
Foto: EPA / KCNA
Korea Utara (Korut) melakukan uji coba sistem rudal baru yang diangkut dengan kereta api. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) melakukan uji coba sistem rudal baru yang diangkut dengan kereta api. KCNA pada Kamis (16/9) melaporkan, sistem ini dirancang sebagai serangan balasan potensial untuk setiap kekuatan yang mengancam negara itu.

“Sistem rudal yang diangkut oleh kereta api berfungsi sebagai sarana serangan balik yang efisien dan mampu memberikan pukulan bersamaan yang keras kepada pasukan yang mengancam,” kata seorang marshal Korea Utara dan anggota Presidium Politbiro of Partai Buruh Korea yang berkuasa, Pak Jong-chon, yang mengawasi uji coba tersebut.

Baca Juga

Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan rudal berwarna hijau zaitun berada di atas atap kereta api yang diparkir di rel di daerah pegunungan. Korea Selatan melaporkan rudal-rudal itu ditembakkan dari daerah pedalaman tengah Yangdok.

“Rudal rel bergerak adalah pilihan yang relatif murah dan andal bagi negara-negara yang ingin meningkatkan kemampuan pasukan nuklir mereka. Rusia melakukannya, Amerika Serikat (AS) mempertimbangkannya. Itu sangat masuk akal bagi Korea Utara," ujar Adam Mount, seorang rekan senior di Federasi Ilmuwan Amerika.

Mount dan analis lainnya mengatakan sistem itu kemungkinan dibatasi oleh jaringan kereta api Korea Utara yang relatif terbatas dan terkadang tidak dapat diandalkan.Namun sistem itu dapat menambah lapisan lain bagi militer asing yang berusaha melacak dan menghancurkan rudal sebelum ditembakkan.

Menurut KCNA, Pak mengatakan ada rencana untuk memperluas resimen rudal yang diangkut dengan kereta api menjadi kekuatan besar dalam waktu dekat. Selain itu, akan ada pelatihan operasional kepada tentara untuk menghadapi perang yang sebenarnya.

"Tentara harus menyiapkan rencana taktis untuk menyebarkan sistem di berbagai bagian negara," kata Pak.

Seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS, Ankit Panda, menjelaskan variasi dalam sistem pengiriman rudal dan platform peluncuran yang dikembangkan Korea Utara sangat tidak biasa. Menurut Panda, sistem ini tidak terlalu menghemat biaya dan operasionalnya lebih kompleks dari sistem lainnya.

“Ini tidak terlalu hemat biaya (terutama untuk negara dengan sumber daya terbatas), dan jauh lebih kompleks secara operasional daripada sistem yang lebih ramping dan terintegrasi secara vertikal,” kata Panda.

Panda menyebut sistem kereta api kemungkinan dapat menjadi panggung untuk mengembangkan sistem yang mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bersenjata nuklir yang lebih besar. Dia juga mencatat beberapa sistem rudal yang ditampilkan oleh Korea Utara mungkin merupakan demonstrasi teknologi, yang tidak sepenuhnya dikerahkan. KCNA melaporkan Korea Utara telah melakukan uji coba resimen rudal yang dibawa dengan kereta api awal tahun ini.

Pada Rabu (15/9), pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang mengatakan mereka telah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari Korea Utara. Peluncuran rudal dilakukan beberapa hari setelah uji coba rudal jelajah yang diduga memiliki kemampuan nuklir.  

Peluncuran uji coba rudal Korea Utara dilakukan pada hari yang sama ketika Korea Selatan menguji rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (SLBM). Kedua negara berlomba untuk menunjukkan kekuatan sistem persenjataan yang lebih mumpuni.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement