Kamis 16 Sep 2021 12:25 WIB

Qatar Lanjutkan Distribusi Bantuan ke Ribuan Keluarga Gaza

Bantuan akan dikirim dengan mata uang shekel sebesar 320 shekel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang pengunjuk rasa menunjukkan tanda v sementara yang lain mengibarkan bendera nasional mereka di dekat pagar perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, selama protes menandai peringatan serangan pembakaran tahun 1969 di masjid Al-Aqsa Yerusalem oleh seorang turis Australia yang kemudian ditemukan sakit jiwa, timur Kota Gaza, Sabtu, 21 Agustus 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang pengunjuk rasa menunjukkan tanda v sementara yang lain mengibarkan bendera nasional mereka di dekat pagar perbatasan Jalur Gaza dengan Israel, selama protes menandai peringatan serangan pembakaran tahun 1969 di masjid Al-Aqsa Yerusalem oleh seorang turis Australia yang kemudian ditemukan sakit jiwa, timur Kota Gaza, Sabtu, 21 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Qatar melanjutkan distribusi bantuan ke Jalur Gaza untuk pertama kalinya sejak eskalasi kekerasan antara Israel dan Hamas pada Mei lalu. Kantor berita resmi pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan, bantuan itu sedang dicairkan melalui supermarket, toko penukaran uang, dan toko ritel lainnya selama beberapa hari mendatang.  

Utusan Qatar untuk Gaza, Mohammed el-Amadi, pada Rabu (15/9) mengonfirmasi pemberian bantuan telah dimulai kembali. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bantuan dana itu berjumlah 40 juta dolar AS.

Baca Juga

Aljazirah melaporkan, bantuan itu tidak dikirimkan dalam bentuk dolar seperti dahulu. Bantuan akan dikirim dengan mata uang shekel, sebesar 320 shekel.

Qatar menyumbangkan ratusan juta dolar ke Gaza sejak serangan Israel di Jalur Gaza pada 2014. Sebelum eskalasi pada Mei antara Israel dan Hamas, diplomat Qatar mengirimkan uang tunai bernilai jutaan dolar dengan menggunakan koper melalui penyeberangan perbatasan Beit Hanoun atau yang disebut Erez oleh Israel.  

Pengiriman bantuan uang tunai tersebut telah memicu kontroversi di Israel. Mereka mengkritik dan menuduh pemerintah Qatar terlalu tunduk pada tekanan Hamas.

Baca juga : Pasukan Prancis Bunuh Pemimpin ISIS di Sahara

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett  berjanji mengakhiri pengiriman bantuan uang tunai tersebut sejak menjadi perdana menteri pada Juni. Bantuan Qatar sebelumnya diberikan kepada ribuan keluarga miskin dan untuk membayar gaji pegawai negeri sipil di pemerintahan Gaza. Bantuan untuk keluarga telah dilanjutkan, tetapi belum ada kesepakatan tentang bantuan untuk gaji pemerintah Hamas.

Setelah pertempuran baru antara Israel dan Hamas pada Mei, AS berjanji bekerja dengan Otoritas Palestina (PA) yang diakui secara internasional untuk membangun kembali Gaza. Namun PA, yang mengelola beberapa bagian Tepi Barat yang diduduki Israel, menarik diri dari perjanjian bantuan tersebut. Karena itu, PBB mengumumkan bantuan tunai Qatar akan didistribusikan melalui mekanisme yang digunakan lembaga-lembaganya di wilayah tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement