Jumat 17 Sep 2021 11:47 WIB

Kapuskeshaji Ungkap Sejarah 40 Kali Haji Dibatalkan

Sudah 40 kali operasional haji dibatalkan atau ditiadakan sama sekali.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
 Jamaah haji mengelilingi Ka
Foto: AP/Amr Nabil
Jamaah haji mengelilingi Ka

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengungkapkan, sejarah panjang penyelenggaraan ibadah haji. Tercatat, sudah 40 kali operasional haji dibatalkan atau ditiadakan sama sekali.

"Dalam sejarah, saya membaca ada sekitar 40 kali haji itu dibatalkan/tidak dilaksanakan,” kata Budi saat menjadi pemateri dalam sosialisasi Haji Sehat yang digelar di Aula Gedung Graha Berkah Sadaya. Kab. Bandung beberapa hari yang lalu.

Artinya kata dia, pembatalan haji sekarang ini bukan yang pertama kalinya dalam penyelenggaraan ibadah haji. Budi memastikan banyak pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa pembatalan penyelenggaraan haji itu yang dapat diterapkan pada pembatalan haji saat ini.

“Jadi cukup banyak dan sebagai pembelajaran kita,” ujarnya seperti dikutip Republika dari situs Puskeshaji, Jumat (17/9).

 

Budi berharap tidak ada lagi pembatalan penyelenggaraan ibadah haji yang ketiga kalinya. Untuk itu ia mengajak umat Islam khususnya calon jamaah haji berdoa agar tahun depan haji dapat segera dilaksanakan secara normal.

“Cukuplah dua tahun kemarin saja kita gagal berangkat. Kita berdoa mudah-mudahan ke depannya haji bisa segera dibuka kembali,” katanya.

Budi mengatakan banyak dinamika dalam penyelenggaraan haji, sampai ibadah haji dibatalkan. Menurut literatur sekunder (secondary source) sekitar tahun 1.800 ribuan jamaah haji meninggal dunia karena wabah kolera.

"Saya mencoba mencari tahu sejarahnya kenapa sih masalah kesehatan haji ini begitu dinamis? dan pernah saya baca sekitar tahun 1800 an terjadi wabah kolera di dunia, dan saat itu di Saudi Puluhan ribu jemaah haji meninggal karena wabah kolera, jadi hampir 3/4 nya, saya begitu kaget. ” ujarnya.

Artinya kata dia tidak mudah mengatasi wabah penyakit jika ada aktivitas manusia dalam satu tempat dan waktu seperti penyelenggaraan ibadah haji. Untuk itu sudah tepat Pemerintah Arab Saudi menyelenggarakan ibadah haji secara terbatas untuk mencegah penularan virus saat ibadah haji.

“Ternyata memang tidak mudah, itu dulu baru epidemi, sedangkan saat ini terjadi pandemi. Artinya seluruh negara sedang terkena wabah Covid-19,” katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement