Selasa 21 Sep 2021 09:56 WIB

Seluruh SMA/ SMK di Jatim Langsungkan PTM

4.136 sekolah telah diperbolehkan menggelar Pembelajaran Tatap Muka

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) berbincang dengan pelajar yang menjadi tim Satgas COVID-19 SDN Kaliasin I saat meninjau secara langsung pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Kaliasin I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemkot Surabaya memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (kiri) berbincang dengan pelajar yang menjadi tim Satgas COVID-19 SDN Kaliasin I saat meninjau secara langsung pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Kaliasin I, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemkot Surabaya memulai pembelajaran tatap muka (PTM) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi mengungkapkan, seluruh sekolah jenjang SMA, SMK, dan SLB di wilayah setempat telah melangsungkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Jumlahnya mencapai 4.136 sekolah. Kesemua sekolah diperbolehkan menggelar PTM seiring perubahan situasi Covid-19 Jatim, yang berdasarkan asesmen Kemenkes telah masuk pada level 1.

"Sudah 100 persen PTM," ujar Wahid, Selasa (21/9).

Wahid mengaku, pihaknya sudah mengevaluasi gelaran PTM terbatas di Jatim. Dimana setiap sekolah tetap menjalankan hybrid learning, yaitu perpaduan luring dan daring. Kemudian menambah estimasi waktu PTM melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Karena PTM hanya 2 jam, maka kekurangan ditambahi pada pembelajaran jarak jauh.  Setelah pulang sekolah mengikuti PTM, di rumah mengikuti PJJ," ujarnya.

Wahid mengatakan, sudah banyak sekolah yang memanfatakan teknologi digital. Sehingga memungkinkan PTM di kelas bisa diikuti secara langsung oleh siswa yang mengikuti PJJ dari rumah.  Bahkan siswa tetap bisa berinteraksi dan bertanya dengan guru maupun teman-temannya yang mengikuti PTM.

Wahid mengakui, setelah digelarnya PTM, masih ada siswa yang tidak langsung pulang alias nongkrong ke warung dan cafe usai sekolah. Wahid pun menginstruksikan kepada para kepala sekolah agar memberikan imbauan kepada siswa untuk langsung pulang setelah selesai PTM.  

"Dan pada beberapa jam berikutnya ada PJJ.  Sehingga keberadaan siswa termonitor," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement