Selasa 21 Sep 2021 17:25 WIB

Julukan Kiai Imam Jazuli untuk Ketum PKB

Kyai Imam Jazuli miliki pandangan soal NU-PKB

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dalam pidato kebangsaan perayaan 50 tahun Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), Kamis (19/8).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar dalam pidato kebangsaan perayaan 50 tahun Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS), Kamis (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID,CIREBON - Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon, KH. Imam Jazuli, menjuluki Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, dengan julukan Panglima Santri.

Julukan tersebut disematkan kepada Muhaimin Iskandar atau yang biasa disapa akrab Cak Imin saat kunjungan silaturrahim Cak Imin bersama fungsionaris PKB ke Pesantren BIMA pada Jumat (17/9) lalu.

“Kami dari BIMA mengucapkan selamat datang kepada panglima santri, kami sangat bersyukur khususnya saya sendiri, saya ini masih jadi santri dan baru kali ini saya bertemu panglima sendiri, mudah-mudahan komando panglima jelas di 2024 dan PKB menang,” kata Kyai Imam Jazuli saat menyampaikan sambutan di depan ribuan santri, fungsionaris DPP, DPW PKB Jawa Barat dan DPC PKB Cirebon dalam keterangan persnya, Selasa (21/9).

Kyai Imam Jazuli kemudian mengutip sebuah kaedah ushul fiqh yang  berbunyi “al Ibroh khusussabab la bi biumumillafadz,” yang artinya sebuah teks tidak bisa hanya dilihat dari lafadnya saja tetapi dari sebab dan konteksnya. 

Beliau mencontohkan di zaman Khalifah Umar bin Khattab yang tidak melakukan potong tangan kepada seorang perempuan yang mencuri padahal sudah jelas dalam ayat Al-Qur’an hukuman bagi pencuri adalah potong tangan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement