Rabu 22 Sep 2021 11:37 WIB

Wapres: Indonesia Bisa Jadi Pemain Industri Keuangan Syariah

Potensi Indonesia dalam ekonomi dan keuangan syariah sangat besar

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin optimistis Indonesia mampu menjadi pemain utama industri keuangan syariah dunia. Hal ini didasarkan besarnya potensi Indonesia dalam ekonomi dan keuangan syariah.

Berdasarkan laporan Islamic Finance Development Indicators (IFDI) 2020, Indonesia masuk dalam peringkat ke-5 dari 135 negara, berdasarkan dari nilai aset yaitu sebesar USD 3 miliar.

Empat negara di atas Indonesia yakni Arab Saudi di peringkat pertama dengan nilai aset sebesar USD 17 miliar, Iran di peringkat ke-2 dengan nilai aset sebesar USD 14 miliar, Malaysia di peringkat ke-3 dengan nilai aset sebesar USD 10 miliar, dan Uni Emirat Arab di peringkat ke-4 dengan nilai aset sebesar USD 3 miliar.

"Mengingat besarnya potensi Indonesia, saya yakin bahwa posisi Indonesia sekarang ini masih sangat mungkin untuk meningkat lagi bahkan menjadi pemain utama industri keuangan syariah dunia," ujar Wapres dalam Acara Indonesia Sharia Summit 2021, Rabu (22/9).

Wapres juga memaparkan potensi industri halal Indonesia salah satunya, pertumbuhan sektor utama Halal Value Chain (HVC) atau Rantai Nilai Halal seperti pertanian dan makanan tetap tumbuh positif dan berada di atas pertumbuhan PDB nasional. Pertumbuhan sektor HVC pada tahun 2020 mencapai -1,72 persen, lebih baik dibandingkan PDB Indonesia yang tumbuh -2,07 persen.

Pertumbuhan sektoral ini kata Wapres, diperkuat oleh peningkatan konsumsi belanja masyarakat secara daring pada produk-produk halal, yang didominasi produk fesyen muslim dan kosmetik halal.

Selain itu, permintaan pasar atas komoditas pangan selama pandemi terus membaik, terutama aktivitas sektor usaha HVC di sektor pertanian dan makanan halal.  Nilai ekspor bahan makanan halal Indonesia pada tahun 2019 adalah sebesar 15 persen dari nilai ekspor makanan halal global, atau sebesar ± USD 30 miliar dari total ekspor global sebesar ± USD 200 miliar.

"ada tahun 2020, nilai ekspor bahan makanan halal Indonesia tumbuh sebesar 17 persen dari nilai ekspor global, atau sebesar ± USD 34 miliar dari total nilai ekspor global sebesar ± USD 200 miliar," ujarnya.

Wapres memaparkan, inisiatif strategis yang dilakukan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi syariah. Inisiatif tersebut antara lain penguatan halal assurance system melalui penetapan tanpa tarif bagi pelaku usaha mikro dan kecil, serta penetapan tiga Kawasan Industri Halal (KIH) yaitu di Sidoarjo Jawa Timur, Cikande Banten, dan Bintan di kepulauan Riau.

Selain itu, saat ini juga tengah dipersiapkan pengembangan dua KIH di Nusa Tenggara Barat. Menurutnya, peningkatan kapasitas pelaku usaha syariah dilakukan melalui penguatan ekosistem HVC sektor pertanian terintegrasi, halal food, serta fashion muslim.

"Antara lain dengan implementasi smart farming berbasis kelompok pesantren, pelaksanaan program Industri Kreatif Syariah (IKRA), pelaksanaan Indonesia Industrial Moslem Exhibition (ii-Motion), serta pemberdayaan unit usaha pesantren bersama stakeholders industri keuangan syariah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement