Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sabrina Shafa Kamila

Andai Pandemi Pergi, Konser Musik Takkan Virtual lagi

Lomba | Friday, 24 Sep 2021, 11:58 WIB
(sumber www.kumparan.com)

Selama pandemi berlangsung berinteraksi dengan orang-orang merupakan sebuah kekhawatiran tersendiri. Pandemi ini juga membuat ruang gerak manusia begitu terbatas. Namun, dalam keterbatasan itu, ada beberapa orang merasa produktivitasnya dalam membuat musik justru lebih meningkat. Musik sangat berkaitan erat dengan emosi seseorang ketika didengarkan. Salah satu kekuatan musik adalah dapat melepaskan rasa stres seseorang yang mendengarkannya. Untuk itu, mendengarkan musik kesayangan akan menjadi kegiatan menyenangkan guna menjaga kesehatan saat pandemi covid-19 seperti saat ini. dari sana banyak orang yang menuangkan segala isi hatinya selama hidup dimasa pandemi lewat lagu yang ditulisnya . bahkan, beberapa orang memanfaatkan media sosial sebagai salah satu sarana untuk memapangkan jiwa musical yang ada pada diri tiap individu. Pandemi ini juga secara tidak langsung membuktikan bahwa kekuatan media sosial menunjukkan karakter pemiliknya.bahkan sekarang di media sosial direktur jendral badan kesehatan dunia (World Health Organization(WHO)) Dr.Tedres Adhanom Ghebreyesus kerap menggunakan referensi kpop untuk membangun kesadaran kalangan muda tentang covid-19. (jawapos).Dirjen WHO yang menjabat sejak tahun 2017 itu pernah memuji single house party lagu milik Super junior ( Boyband asal korea). Dalam lirik house party ada beberapa hal yang menyinggung tentang pentingnya memakai masker saat berada di luar rumah .tak hanya itu, beberapa minggu yang lalu dirjen WHO ( Ghebreyesus )juga pernah mengapresiasi Minhyuk BTOB ( Boyband asal korea). Saat ia berbagi pengalaman positif covid-19 di Instagram live pribadinya.di korea sendiri, angka kasus covid-19 berangsur-angsur kembali naik,turut serta berdampak pada dunia hiburan (jawapos).

(sumber www.LINE Today)

Bahkan saat BTS(boyband asal korea )merayakan anniversary/ulang tahun yang kedelapan sela penyayi dan band tanah air ma dua hari berturut-turut.mereka hanya berinteraksi dengan Army (sebutan fans BTS)secara virtual. Mereka mendatangi layar diatas panggung yang menampilkan wajah para Army. Para member meminta Army agar terus bersabar hingga mereka bisa bertemu secara langsung. Di Indonesia sendiri, berbagai acara pertunjukkan music pun mau tidak mau harus ditunda bahkan dilakukan secara virtual.salah satunya adalah festival music prambanan jazz(PJF)akan kembali digelar , namun event tahunan ini akan diadakan secara daring atau virtual sepenuhnya. Rencananya, PJF2021 versi virtual berlangsung pada 11-12 september lalu.bahkan, prambanan jazz festival2021 seharusnya digelar pada 2-4 juli lalu.kendati harus di undur, prambanan jazz virtual festival itu tetap berlangsung meriah.berbeda dengan tahun sebelumnya pertunjukkan kali ini tidak mendatangkan musisi dari luar negeri dan sepenuhnya menampilkan para penyayi dan band tanah air. (Jawapos) sejak awal pandemi hingga penghujung tahun setidaknya tercatat beberapa festival music besar yang akhirnya pindah secara daring, bahkan ada juga festival music baru yang sengaja dibuat untuk para penggemar music yang rindu menyaksikan konser music. setidaknya cara daring atau hibrida yang dipilih oleh penyelenggara dapat memuaskan kerinduan masyrakat akan adanya konser music.

Sejumlah musisi Tanah Air pun telah melangsungkan konser virtual untuk galang dana imbas pandemi COVID-19. Salah satunya adalah almarhum Didi Kempot Sebelum menghembuskan napas terakhir, ia sempat menggalang donasi untuk masyarakat wilayah yang terdampak langsung pandemi virus corona atau Covid-19.Bertajuk "Konser Amal dari Rumah" acara itu digelar pada Sabtu (11/4/2020) yang disiarkan langsung oleh KompasTV. Dari konser itu pula, penyanyi campur sari Didi Kempot berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 7,6 miliar.www.suara.com

(sumber www.Merdeka.com)

Kesuksesan konser musisi senior yang memiliki nama asli Dionisius Prasetyo merupakan bagian dari bentuk solidaritas para seniman dalam masa pandemi ini. Beberapa musikus baik di dalam maupun luar negeri mengadakan konser virtual menggalang dana untuk penanganan COVID-19. Aksi amal berbasis budaya ini berhasil karena kuatnya dukungan para penggemar. Setidaknya itu yang terjadi pada Didi. Penggemar musiknya tidak hanya orang tua tapi juga generasi milenial. Setelah klip konsernya viral di media sosial, basis penggemar Didi semakin berkembang. Melalui musiknya, Didi bisa mempersatukan penggemarnya melalui pengalaman patah hati masing-masing individu yang terjajah oleh kenangan di masa lalu. Pengalaman tersebut bisa menjadi modal sosial untuk menyatukan para penggemarnya bangkit dan bersatu dari keterpurukan karena adanya teman senasib dan sepenanggungan.Dan Didi berhasil mengeksploitasi modal sosial tersebut dalam konser amal virtualnya. Dalam konteks pandemi COVID-19 saat ini. jika potensi semacam ini diolah dan direkayasa dengan baik, tidak mustahil jika patah hati berubah menjadi optimisme dan solidaritas nasional karena semuanya peduli dan saling menguatkan.

Bahkan,Musik mampu memberikan banyak manfaat terhadap kesehatan mental seseorang. Musik disebut memiliki kekuatan untuk meningkatkan dan menstabilkan kesehatan fisik, mental, serta emosi. Dengan kata lain, musik bisa membantu seseorang meningkatkan dan menstabilkan kesehatan mental, Rasa bahagia, motivasi, dan ketenangan bisa didapatkan ketika mendengarkan musik. Musik bagi manusia sudah menjadi kebutuhan, dengan musik bisa mengkondisikan diri kita pada tingkat ketenangan jiwa dimana musik bisa menghibur dan menentramkan hati. Music juga sesuatu yang bisa meningkatkan mindset seseorang dalam melakukan sesuatu dan biasanya orang akan menghindari stress dengan mendengarkan music favoritnya. untuk kedepanya semoga saja virus mematikan ini bisa cepat pergi dari bumi hijau kita supaya konser music tak lagi virtual dan kita bisa bergerak secara bebas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image