Jumat 24 Sep 2021 18:43 WIB

KH Bey Arifin Mubaligh dan Imam Tentara (I)

Bey kecil rajin pergi ke surau untuk mengaji Alquran.

KH Bey Arifin
Foto: Tangkapan Layar
KH Bey Arifin

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bey Arifin lahir di Desa Parak Laweh, Kecamatan Tilatang, Agam, Sumatera Barat, pada 26 September 1917. Ayahnya adalah Muhammad Arif, bergelar Datuk Laut Basa. Adapun ibundanya bernama Siti Zulaikha.

Dalam tradisi Minangkabau kala itu, seorang anak yang baru lahir tidak langsung diberi nama. Alhasil, saat baru lahir Bey hanya diberi sebutan, sebagaimana anak laki-laki lainnya, yaitu Buyung. Ibunya berasal dari Suku Tanjung. Maka dari itu, anak ini disebut pula Buyung Tanjung. Ia juga dipanggil sebagai Buyung Kepuyuaksaat masih kecil. Kata kepuyuaksendiri berarti kecoa. Sebutan itu diberikan kepadanya karena setiap berolah raga Buyung kecil begitu lincah, layaknya serangga tersebut.

Baca Juga

Bey Arifin lahir di Desa Parak Laweh, Kecamatan Tilatang, Agam, Su matera Barat, pada 26 September 1917. Ayahnya adalah Muhammad Arif, bergelar Datuk Laut Basa. Adapun ibundanya bernama Siti Zulaikha.

Dalam tradisi Minangkabau kala itu, seorang anak yang baru lahir tidak langsung diberi nama. Alhasil, saat baru lahir Bey hanya diberi sebutan, sebagaimana anak laki-laki lainnya, yaitu Buyung. Ibunya berasal dari Suku Tanjung. Maka dari itu, anak ini disebut pula Buyung Tanjung. Ia juga dipanggil sebagai Buyung Kepuyuaksaat masih kecil. Kata kepuyuaksendiri berarti kecoa. Sebutan itu diberikan kepadanya karena setiap berolah raga Buyung kecil begitu lincah, layaknya serangga tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement