Jumat 24 Sep 2021 21:05 WIB

3 Ayat Alquran Isyaratkan Nasionalisme dan Cinta Tanah Air

Alquran menekankan pentingnya cinta tanah air bagi setiap Muslim

Alquran menekankan pentingnya cinta tanah air bagi setiap Muslim. Ilustrasi nasionalisme
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Alquran menekankan pentingnya cinta tanah air bagi setiap Muslim. Ilustrasi nasionalisme

REPUBLIKA.CO.ID, — Alquran sebagai pedoman kehidupan telah mengatur sedemikian rupa tuntunan untuk umat manusia. Tak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan ataupun manusia dengan manusia lainnya, di dalam Alquran juga terkandung ilmu pengetahuan.

Tidak seluruh ayat Alquran dapat dipahami secara langsung hanya dengan membaca teks, beberapa ayat membutuhkan pemahaman serta penafsiran yang mendalam untuk mengetahui makna tersirat padanya. Salah satu pembahasan implisit dari Alquran yang bisa ditemukan yaitu mengenai nasionalisme.

Baca Juga

Meski gagasan mengenai nasionalisme tidak secara gamblang dijelaskan  Alquran, tetapi terdapat beberapa ayat yang relevan terhadap nasionalisme tersebut. Di samping itu, dapat pula ditemukan kisah para Nabi yang menjadi salah satu bukti bahwasannya nasionalisme ini tidak lepas kaitannya dengan agama. 

Nasionalisme merupakan sikap yang menunjukan kecintaan terhadap tanah air serta siap berkorban untuk memajukan bangsa dan negara. Sikap mencintai tanah air tentu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal tersebut dibuktikan Alquran dengan adanya ayat yang secara tersirat menyinggung mengenai nasionalisme. 

1. Surat Al Anbiya ayat 92

اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ  "Sungguh, (agama tauhid) inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku."

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, lafaz “ummat” pada ayat tersebut memiliki makna yang beragam di dalam Alquran. Ar Raghib Al Isfahani berpendapat “ummat” merupakan suatu perkumpulan yang terdapat pada komunitas tertentu dan mempunyai kesesuaian tempat, masa, keyakinan, baik atas kehendak sendiri atau pengelompokkan secara terpaksa.

Perbedaan pemaknaan lafaz “ummah” terdapat pada kalangan ahli bahasa. Namun, perbedaan tersebut dapat dijadikan argumen bahwa “ummah” yaitu sekelompok masyarakat tanpa memandang perbedaan suku, adat istiadat serta tanpa paksaan dari orang lain yang bertujuan membentuk suatu kelompok yang memiliki prinsip dan tujuan yang satu yakni untuk memajukan suatu daerah dan bangsa mereka.

Pendapat Ahmad Musthafa Al Maraghi dalam tafsir al-Maraghi mengenai ayat ini yaitu pentingnya menjaga persatuan di antara masyarakat tanpa melihat  perbedaan satu sama lain. Sebab esensi dari agama Islam pada ayat di atas adalah persatuan.

Para nabi tidak mempermasalahkan hal nasionalisme, meskipun terdapat perbedaan masa diutusnya para nabi tersebut. Pada akhirnya ayat ini menjadi isyarat dalam menjalankan sistem tata negara dengan menjadikan agama serta syariat yang terdapat di dalamnya sebagai landasannya. Ayat ini memiliki munasabah (korelasi) dengan surat An Nahl ayat 120:

 إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ "Sesungguhnya Ibrahim ialah seorang yang bisa dijadikan sebagai teladan yang patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk hamba yang menyekutukan (Allah)."

Dalam tafsir al-Misbah ayat di atas menjelaskan jika yang dimaksud dengan umat merupakan sekelompok manusia yang membawa kebenaran. Mereka merupakan golongan para nabi sehingga golongan inilah yang menyebarkan ajaran Islam dan agama inilah yang paling dekat dengan jati diri manusia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement