Sabtu 25 Sep 2021 08:47 WIB

BRI Catatkan Rights Issue Terbesar di Asia Tenggara

Dana segar yang diraup dari publik melalui rights issue ini diperkirakan Rp 41,15 T.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama BRI Sunarso
Foto: Dok BRI
Direktur Utama BRI Sunarso

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengungkapkan realisasi rights issue yang dilakukan dalam rangka pembentukan holding ultra mikro. Berdasarkan hitungan data Biro Administrasi Efek Datindo Entrycom, jumlah HMETD yang telah exercise sebanyak 27,48 miliar lembar saham, yang jika dinominalkan sebesar Rp 93,4 triliun atau setara 97,4 persen dari total rights issue.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan meskipun data proceed pencapaian tersebut belum merupakan data final, tetapi pencapaian ini telah membuat perseroan menorehkan sejarah sebagai rights issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, menduduki peringkat tiga rights issue di Asia dan nomor tujuh di seluruh dunia.

Baca Juga

“Keberhasilan rights issue ini merupakan cermin bahwa dunia luar masih percaya akan prospek ekonomi Indonesia saat ini dan di masa mendatang,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Sabtu (25/9).

Menurutnya dana dari hasil rights issue akan digunakan perseroan mengembangkan ekosistem ultra mikro untuk mengakselerasi ekonomi kerakyatan. Dalam rights issue perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 28,21 miliar lembar saham baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp 50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD I.

Dana segar yang diraup dari publik melalui rights issue ini diperkirakan sebesar Rp 41,15 triliun. Nominal ini akan didapat apabila semua pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.

Jika diakumulasi dengan dana inbreng dari pemerintah, maka optimalisasi rights issue BRI senilai Rp 96 triliun. Menurut Sunarso masa pandemi mendapatkan kepercayaan dari market dalam dan luar negeri merupakan sebuah pencapaian besar.

"Ini benar-benar fresh money masuk ke pasar modal dan tentu bagus untuk Indonesia. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan dana tersebut memberdayakan UMKM. Seperti yang sudah pernah saya sampaikan, 60-70 persen dananya akan digunakan untuk mengembangkan ekosistem ultra mikro dan sisanya untuk memperkuat bisnis kecil dan mikro BRI,” ungkapnya.

Ke depan perseroan optimis mampu meningkatkan penyaluran kredit ultra mikro sebesar 14 persen per tahun melalui kesuksesan rights issue ini. “BRI memerlukan sumber pertumbuhan baru ke depan yaitu segmen ultra mikro, sehingga perseroan dapat tumbuh berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya, tak terkecuali pelaku usaha ultra mikro dan UMKM,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement