Ahad 26 Sep 2021 13:02 WIB

'One Day in Wonderful Indonesia' Digelar Semarak di Beijing

Indonesia adalah salah satu dari 103 negara anggota AIIB.

Lima perusahaan Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan dengan membuka gerai di acara ini.
Foto: Dokumentasi KBRI Beijing
Lima perusahaan Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan dengan membuka gerai di acara ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Program “One Day in Wonderful Indonesia” digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di kantor Kantor Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) di Beijing, China, Jumat (24/9). Promosi ekonomi dan budaya ini merupakan bagian dari program “Member Day” AIIB yang rutin diselenggarakan setiap tahun. 

Indonesia adalah salah satu dari 103 negara anggota AIIB mendapat kesempatan untuk memperkenalkan lebih jauh tentang profil Indonesia. Selama satu hari penuh, suasana Indonesia hadir di kantor AIIB melalui promosi pasar swalayan mini, tayangan foto, dan video, penampilan budaya, peragaan kebaya, busana batik, promosi kuliner dan forum webinar mengenai prioritas pembangunan Indonesia saat ini. 

Presiden AIIB dan Wakil Presiden serta 200-an petinggi dan staf AIIB multikultur antusias mengikuti rangkaian kegiatan promosi Indonesia. Lima perusahaan Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan dengan membuka gerai di acara ini. 

Perusahaan Indonesia tersebut adalah Kopi Kapal Api Global, Papatonk, Agro Pulo, Garudafood dan Varity, yang menjual produk-produk unggulan Indonesia berupa kopi, sarang burung walet, kerupuk udang, biskuit, dan batik serta kain tenun tradisional. Gerai mereka terus dipadati oleh pengunjung sejak acara dibuka pada pukul 10.30 waktu setempat. 

Sesi photo booth dengan latar belakang pemandangan Indonesia dilengkapi dengan busana khas Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Forum Webinar menjadi salah satu puncak kegiatan pada hari itu, yang diawali dengan tampilan tari daerah “Mappadendang” dari Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai tarian dalam pesta pascapanen suku Bugis. Tarian yang dibawakan dengan apik oleh anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Beijing.

Acara dibuka oleh Presiden AIIB, Mr. Jin Liqun, yang menyampaikan mengenai Indonesia sebagai salah satu mitra kerja sama pembangunan utama bagi AIIB. Sejak 2016, tahun didirikannya AIIB, tercatat persetujuan pendanaan untuk 10 proyek kerja sama infrastruktur dengan Indonesia senilai total 2,9 miliar dolar AS. 

AIIB merupakan bank pembangunan multilateral yang memiliki misi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan sosial di Asia. Melalui investasi pada proyek-proyek infrastruktur berkelanjutan dan sektor produktif lain, AIIB bertujuan untuk dapat terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan konektivitas infrastruktur. 

Di tengah pandemi, kerja sama dengan AIIB juga semakin relevan dengan disetujuinya pendanaan bagi proyek-proyek terkait peningkatan layanan kesehatan untuk penanganan COVID-19 di Indonesia. Sejalan dengan prioritas Indonesia untuk mengembangkan konektivitas digital, AIIB juga telah menyetujui pendanaan senilai 150 juta dolar AS untuk pembangunan satelit multi fungsi di Indonesia yang akan menghubungkan beberapa titik layanan publik di daerah terpencil termasuk sekolah, rumah sakit dan pemerintah daerah. 

Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun menyampaikan sambutan yang secara khusus mengangkat mengenai tiga isu utama saat ini. Ketiga isu itu adalah persiapan presidensi Indonesia dalam G-20 periode 2021-2022, digitalisasi dan biodiversity

"Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar dunia, Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga, memelihara dan melestarikan ekosistem hayati nasional termasuk melalui pengembangan teknologi hijau dan rendah karbon," kata Dubes Djauhari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Sabtu (25/9). 

"Teknologi, sebagai salah satu sarana dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, juga menjadi perhatian penting Indonesia sehingga pembangunan digital saat ini juga menjadi fokus utama yang akan mentransformasi pembangunan di berbagai sektor lain," katanya menambahkan. 

Dalam presidensi Indonesia di G-20 mendatang, isu pembangunan berkelanjutan dan ekonomi digital akan menjadi beberapa isu utama yang diangkat oleh Indonesia. Dubes Djauhari menekankan, “Dalam agenda G-20 mendatang, Indonesia tidak hanya akan menekankan kepentingan negara-negara G-20, tetapi juga kepentingan negara-negara berkembang lain seiring dengan terus munculnya tantangan global.”

Sesi panel diskusi menampilkan Sekjen Kementerian Kominfo RI Mira Tayyiba dan Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kementerian Luar Negeri RI Hari Prabowo. Keduanya masing-masing mengangkat isu transformasi digital pembangunan dan tantangan bagi pemeliharaan ekosistem biodiversity global dan nasional. Kerja sama dan kolaborasi internasional dengan sendirinya menjadi kunci bagi keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.

Puncak kegiatan “One Day in Wonderful Indonesia” ditutup dengan peragaan busana tradisional Indonesia oleh para model yang merupakan anggota DWP KBRI Beijing dan masyarakat Indonesia yang menetap di Beijing. Di akhir peragaan, Dubes Djauhari beserta Ibu Sih Elsiwi Handayani Oratmangun turut memeragakan kain batik dan tenun Indonesia yang mendapat sambutan hangat dari para penonton. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement