Senin 27 Sep 2021 10:59 WIB

Masjid Louisville Gelar Open House Bagi Komunitas Non-Muslim

Anggota komunitas non-muslim diundang agar belajar lebih banyak tentang Islam

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Masjid di Amerika Serkat
Foto: Google.com
Masjid di Amerika Serkat

IHRAM.CO.ID, LOUISVILLE -- Guiding Light Islamic Center yang berlokasi di Louisville, Kentucky, menggelar kegiatan open house masjid, Sabtu (25/9). Anggota komunitas non-muslim diundang agar belajar lebih banyak tentang Islam dan bertanya tentang agama.

Kegiatan tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan GainPeace, sebuah organisasi yang bekerja untuk menghilangkan informasi yang salah tentang Islam kepada orang-orang non-Islam.

"Ini untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa kita adalah manusia. Kami sama seperti manusia lainnya, hanya memiliki keyakinan yang berbeda,” kata salah satu pengurus kegiatan, Nadiyah Roberts, dikutip di WFPL, Senin (27/9).

Acara Open house atau silaturahmi ini merupakan agenda berulang yang diselengagrakan di Guiding Light. Acara kemarin adalah kegiatan kedelapan.

Nadiyah Roberts pun berharap para peserta silaturahmi ini tidak takut pada Islam atau orang-orang yang mengamalkannya. Ia meminta agar peserta maupun orang lain di luar sana untuk tidak takut bertanya, namun tetap dengan cara yang sopan.

Pusat tersebut menyambut para tamu dan mengarahkan mereka ke ruang sholat pria, di mana ruangan itu telah dipenuhi dengan poster-poster informasi tentang Islam.

Di satu sisi, kegiatan ini ada yang hanya berfokus pada penjelasan tentang wanita dalam Islam. Penyelenggara mengatakan mereka ingin memerangi kesalahpahaman yang menyatakan Islam menganiaya dan menindas perempuan.

Dalam sebuah presentasi, Direktur GainPeace Sabeel Ahmed, menyinggung beberapa kesamaan antara Islam dan agama Ibrahim lainnya, seperti Kristen dan Yudaisme.

"Sama seperti manusia, kami memiliki konsensus dan kesamaan. Jadi membangun kesamaan itu, atau di atas platform kesamaan yang ada, kami ingin membangun masyarakat yang lebih baik,” kata Ahmed.

Dia mengatakan, dengan melihat dan berbicara dengan orang-orang Muslim, akan memungkinkan orang-orang dari agama lain melewati miskoneksi yang ada.

Setelah sesi tanya jawab, orang-orang yang hadir diundang untuk mengikuti tur masjid dan menyantap makan siang bersama. Para peserta kemudian dipersilahkan untuk tinggal dan mengamati salah satu ibadah harian di Pusat tersebut.

"Jika ada yang memiliki pertanyaan tentang Islam, tergantung pada gambar yang mereka lihat di media, penting bagi mereka untuk tidak menghakimi Islam, tetapi hubungi masjid, temui tetangga Muslim Anda, baca Quran,” lanjutnya.

Ia juga mengatakan untuk mencapai pemahaman yang sama, harus diambil pendekatan terhadap agama apapun. Sama seperti jika seseorang ingin mengetahui agama Kristen atau Yudaisme, maka bisa berbicara dengan seorang pendeta, seorang rabi, serta tidak menghakimi iman seseorang, baik itu Kristen maupun agama lainnya yang luar biasa.

Salah satu peserta, Zach Page, menyebut dirinya telah menghadiri kegiatan yang sama di masa lalu. Sebagai seorang Kristiani, ia meyakini untuk saling mencintai sesama manusia.

"Bagi saya, kegiatan ini semua tentang menjaga tetangga, menjaga semua orang, bagi saya itu adalah hal yang terhormat dan mulia untuk dilakukan,” kata Page.

Selama sesi tanya jawab, Page menanyakan bagaimana orang non-Muslim bisa menghormati tetangga dan teman Muslim. Ia pun percaya, jika seseorang ingin menjadi orang yang benar-benar baik, maka ia harus memahami orang lain. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement