Selasa 28 Sep 2021 13:25 WIB

Pemprov Jatim Dorong Penguatan Halal Value Chain

Dalam tiga tahun, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah global terus meningkat

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Makanan Halal
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Makanan Halal

IHRAM.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong penguatan Halal Value Chain (HVC) melalui transformasi digital, serta percepatan digitalisasi ekonomi  dan keuangan  syariah. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, perkembangan ekosistem ekonomi syariah di Pulau Jawa memiliki peran esensial dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

"Dalam tiga tahun terakhir saja, posisi Indonesia dalam ekonomi syariah global terus meningkat dan masuk dalam top 10 seluruh sektor industri halal," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (28/9).

Selain penguatan Halal Value Chain, Khofifah mengaku pihaknya juga terus mendorong penguatan pembiayaan ekonomi syariah, pemberdayaan UMKM syariah, ekonomi pesantren, penguatan halal lifestyle, serta optimalisasi Islamic Social Finance dan fintech syariah. Kesemuanya itu, kata dia, dilakukan untuk mengembangkan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Khofifah melanjutkan, dalam mengembangkan Halal Value Chain, Pemprov Jatim terus mendukung penguatan industri halal. Dimana pembangunan ekosistem industri halal saat ini sudah dimulai, melalui pembangunan Kawasan Industri Halal (KIH) Safe and Lock di Sidoarjo. Prmbangunan KIH telah mendapatkan surat keterangan dari Kemenperin Nomor: 373/KPAAII/X/2020 tanggal 22 Oktober 2020 yang telah memenuhi kriteria dan persyaratan sebagai Kawasan Industri Halal pertama yang ada di Jatim.

Sampai saat ini, lanjut Khofifah, telah terjual 21 unit dari target pembangunan 32 unit. Pada 2022 rencananya akan dibangun hingga 38 unit. KIH safe and lock dirasanya telah berhasil menarik animo investasi. Salah satunya Amin Bio Group dari Tiongkok dalam membangun kemitraan pabrik gelatin halal di Sidoarjo, sebagai bentuk penguatan branding produk halal.

“Kerja sama tersebut juga diharapkan dapat memperkuat local halal value chain dengan program kemitraan menggandeng para pelaku UMKM syariah lokal sebagai pemasok bahan baku dari sisi hulu. Sekaligus  menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia pada umumnya dan Jawa Timur pada khususnya,” ujarnya.

Khofifah mengaku, Pemprov Jatim juga terus mendorong optimalisasi pengembangan industri halal produk pangan melalui sertifikasi halal bagi produk UMKM. Salah satunya pada industri makanan dan minuman halal. Dimana industri makanan dan minuman halal di Indonesia saat ini tumbuh cukup pesat.

"Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia (209 juta jiwa) serta konsumsi produk halal terbesar di dunia. Namun kontribusi ekspor Indonesia untuk produk halal global masih terbatas,” kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement