Rabu 29 Sep 2021 15:06 WIB

Cerita Mualaf Selebgram Julia Prastini, Kini Cinta Alquran

Perempuan berdarah China ini menjadi mualaf saat berusia sembilan tahun.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Cerita Mualaf Selebgram Julia Prastini, Kini Cinta Alquran. Selebgram Julia Prastini memiliki perjalanan masuk Islam yang panjang sampai dia mencintai Alquran. Perempuan berdarah China ini menjadi mualaf saat ia masih berusia sembilan tahun.
Foto: Instagram Julia Prastini
Cerita Mualaf Selebgram Julia Prastini, Kini Cinta Alquran. Selebgram Julia Prastini memiliki perjalanan masuk Islam yang panjang sampai dia mencintai Alquran. Perempuan berdarah China ini menjadi mualaf saat ia masih berusia sembilan tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebgram Julia Prastini memiliki perjalanan masuk Islam yang panjang sampai dia mencintai Alquran. Perempuan berdarah China ini menjadi mualaf saat ia masih berusia sembilan tahun.

“Aku cerita mau masuk Islam ke mama saat usia aku sembilan tahun,” kata perempuan yang akrab disapa Jule dikutip akun Youtube Wafiq Malik dalam video berjudul Perjalanan Mualaf Julia yang Sulit.

Baca Juga

Jule mengaku masa awal ia masuk Islam merupakan hal sulit mengingat usianya masih kecil. Sebelum masuk Islam, dia menganut agama lain dan terbilang seseorang yang taat. Tiap akhir pekan, ia selalu mengikuti sekolah Minggu dan kelas-kelas lain.

Situasi berubah saat sang ibu menjadi mualaf karena menikah dengan pria Muslim. Meskipun pada awalnya ia sempat menolak keras ajakan sang ibu untuk masuk Islam, Jule mengaku mendapat hidayah.

 

“Masih ingat ucapan mami saat itu, harta mami yang ada di dunia hanya aku dan adik aku. Kalau suatu saat mami meninggal, siapa yang mau doain mami,” ujar dia. Oleh karena itu, Jule memberanikan diri untuk menjadi mualaf saat usianya baru sembilan tahun. Belum ada tiga bulan, Jule didaftarkan oleh ibunya untuk masuk pesantren.

Awalnya Jule sempat tidak mau menuntut ilmu di pesantren. Namun, Jule sadar ini adalah salah satu bentuk berbakti kepada orang tuanya, khususnya sang ibu yang sudah merawat Jule sejak kecil. Masa awal di pesantren sangat sulit bagi Jule. Bahkan, hari kedua di pesantren ia menangis minta dijenguk. Sang ibu, terus mencoba meyakinkan Jule untuk terus betah karena ia ingin anaknya bisa memahami agama dan dekat dengan Tuhan.

Lambat laun, Jule betah di pesantren dan menemukan banyak hal positif yang ia dapatkan selain ilmu agama. Misal, menjadi disiplin, cara membagi waktu, kemandirian, dan bersosialisasi dengan orang banyak.

Setelah tamat SMP, Jule ingin memfokuskan diri untuk menghafal Alquran di SMA. Awal dia menghafal Alquran hanya sebatas menghafal, tidak tahu kemuliaan Alquran. Seiring berjalannya waktu, dia memahami bahwa menghafal Alquran bukan soal lancar atau banyak ayat yang dihafal melainkan bagaimana cara seseorang menerapkan kandungan Alquran dalam kehidupan.

“Hafal Alquran harus pakai hati, kalau pakai logika tidak akan masuk. Dulu motivasi aku menghafal Alquran untuk dilindungi penduduk langit, jadi semangat menghafalnya,” tambahnya.

https://www.youtube.com/watch?v=vRJE4Z5pszc&t=416s

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement