Rabu 29 Sep 2021 18:00 WIB

Taliban: Drone AS Harus Berhenti Masuki Afghanistan

Taliban memperingatkan konsekuensi jika AS tak berhenti terbangkan drone

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Pesawat drone Boeing Phantom Eye milik militer Amerika Serikat.
Foto: AP Photo
Pesawat drone Boeing Phantom Eye milik militer Amerika Serikat.

IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban memperingatkan konsekuensi jika Amerika Serikat tidak berhenti menerbangkan drone (pesawat tak berawak) di atas wilayah udara Afghanistan. Dalam sebuah pernyataan di Twitter, Rabu (29/9), Taliban mengatakan bahwa AS telah melanggar semua hak dan hukum internasional serta komitmennya kepada Taliban di Doha, Qatar, dengan pengoperasian pesawat tak berawak di Afghanistan.

"Kami menyerukan kepada semua negara, terutama Amerika Serikat, untuk memperlakukan Afghanistan dengan mempertimbangkan hak, hukum, dan komitmen internasional untuk mencegah konsekuensi negatif apapun," kata Taliban di Twitter, dilansir di Arab News, Rabu (29/9).

Namun demikian, pejabat AS belum memberikan komentar atas pernyataan Taliban tersebut. Milisi Islam Taliban kembali berkuasa di Afghanistan pada Agustus lalu setelah sebagian besar pasukan AS dan Barat lainnya menarik diri dari negara itu. Pasukan Barat mengakhiri misi militer dan diplomatik, yang telah dimulai sejak tragedi serangan 11 September 2001 di AS.

Sementara itu, para pemimpin Taliban menyangkal militan Daesh dan Al Qaeda aktif di negara itu. Meskipun, Daesh baru-baru ini mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di kota timur Jalalabad.

Sementara itu, Taliban berada di bawah tekanan dari masyarakat internasional untuk melepaskan hubungan dengan Al-Qaeda, kelompok yang disebut berada di balik serangan 9/11 di New York dan Washington.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement