Rabu 29 Sep 2021 18:42 WIB

GMNI Jember Demo Tolak Tambang Pasir di Pesisir Selatan

Kawasan pesisir pantai selatan Desa Paseban merupakan kawasan rawan bencana tsunami.

Aktivitas penambangan pasir menggunakan mesin penyedot. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Aktivitas penambangan pasir menggunakan mesin penyedot. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jember berdemonstrasi menolak tambang pasir besi di pesisir pantai selatan Kabupaten Jember, Jawa Timur. Beberapa aktivis GMNI membawa poster, kemudian melakukan orasi penolakan tambang pasir besi dan aksi teatrikal yang menggambarkan penindasan terhadap nelayan dan petani yang digelar di bundaran DPRD Jember, Rabu (29/9).

"Kami menolak adanya segala bentuk aktivitas di kawasan Pesisir Desa Paseban yang berpotensi merusak lingkungan dan mengganggu kondusifitas masyarakat Desa Paseban," kata Ketua GMNI Jember Dyno Suryandoni.

Menurutnya, penolakan aktivitas pertambangan bukan tanpa alasan karena masyarakat khawatir adanya dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat dari aktivitas pertambangan pasir besi di pesisir pantai selatan.

"Di sisi lain, kawasan pesisir pantai selatan Desa Paseban merupakan kawasan rawan bencana tsunami, jika aktivitas pertambangan dilakukan ke depannya maka nyawa masyarakat akan menjadi taruhannya," tuturnya.

Selain tambang pasir besi, lanjut dia, tambak udang di pesisir selatan juga dikhawatirkan akan merusak lingkungan terutama limbahhnya akan mencemari ekosistem laut."Kami mendesak Bupati Jember dan DPRD untuk menyatakan sikap penolakan terhadap tambang pasir besi dan usaha tambak udang di pesisir selatan di Desa Paseban, Kecamatan Gumukmas," katanya.

Dia mengatakan, GMNI Jember juga mengajak seluruh masyarakat untuk berjuang bersama menolak rencana tambang pasir besi dan tambak udang air payau di kawasan pesisir Desa Paseban. "Kami turun ke jalan dan melakukan aksi teatrikal penolakan tambang dan tambak juga dalam rangka memperingati Hari Tani, sehingga mengingatkan akan semangat dan perjuangan petani Indonesia," ujarnya.

Pantauan di lapangan, unjuk rasa puluhan aktivis GMNI Jember dijaga ketat aparat kepolisian. Bahkan, kawat berduri dipasang mengelilingi gedung milik wakil rakyat tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement