Kamis 30 Sep 2021 16:47 WIB

Pembelajaran SMP di Surabaya Kembali Dialihkan ke Daring

Sekolah yang semula telah digelar secara tatap muka kembali dialihkan ke pembelajaran

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Siswa baru SMP mengikuti kegiatan belajar mengajar hari pertama masuk sekolah secara daring (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Siswa baru SMP mengikuti kegiatan belajar mengajar hari pertama masuk sekolah secara daring (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Pendidikan Kota Surabaya mempersiapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) se-Kota Surabaya. Akibatnya, sekolah yang semula telah digelar secara tatap muka kembali dialihkan ke pembelajaran daring.

“Jadi, saat ini kita berkonsentrasi untuk mempersiapkan ANBK yang merupakan program pemerintah pusat. ANBK ini akan diikuti oleh kelas 8 dan akan digelar pada 4-7 Oktober 2021,” kata Plt Kabid Sekolah Menengah Disdik Surabaya, Tri Aji Nugroho, Kamis (30/9).

Baca Juga

Aji mengatakan, saat ini pihaknya maupun pihak sekolah lebih fokus mempersiapkan sarana dan prasarana berupa komputer. Karena nantinya ANBK ini hampir mirip dengan ujian nasional yang menggunakan komputer. Dinas Pendidikan Surabaya juga diakuinya mempersiapkan pengawas hingga administrasinya.

“Sistemnya nanti hampir mirip dengan UN (ujian nasional) dulu. Jadi, mereka akan mengerjakan soal langsung di komputer untuk mengukur kompetensi dan numerasi siswa,” ujar Aji.

Aji menambahkan, dalam rangka sterilisasi tempat, persiapan sarana dan prasarana, serta administrasi di sekolah, maka pembelajaran tingkat SMP kembalu dilakukan secara daring. Pembelajaran daring dilangsungkan hingga ANBK selesai.

“Mulai hari ini dialihkan ke daring, dan mungkin pada hari Senin (11/10), PTM di SMP bisa dilakukan kembali. Karena ANBK-nya sudah selesai,” kata dia.

Aji mengatakan, pada saat pelaksanaan ANBK, Disdik akan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan, pelaksanaan ANBK itu sudah diasesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya, sehingga nantinya pelaksanaannya akan dibagi ke dalam beberapa sesi. Setiap sesi hanya diikuti 15 siswa.

“Nanti kami juga akan berkoordinasi dengan Dinkes untuk mengatur jadwal swab siswa yang akan mengikuti ANBK ini. Karena kita berharap nantinya siswa yang mengikuti ANBK benar-benar sehat,” ujarnya.

Aji menegaskan, penghentian sementara pembelajaran tatap muka bukan karena adanya klaster Covid-19 di sekolah di Kota Surabaya. Aji mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menemukan adanya klaster Covid-19 di sekolah.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengakui adanya satu siswa SD yang positif Covid-19 setelah dilakukan tes secara acak. Setelah ditelusuri, ternyata siswa ini baru dari luar kota dan baru pertama kali masuk sekolah. “Jadi, bukan yang sudah melakukan PTM selama ini,” kata Eri.

Eri mengaku, pihaknya setiap hari melakuman tes secara acak, dimana dari setiap kelas diambil beberapa siswa. Menurutnya, tes acak ini menjadi penting sebagai bentuk kehati-hatian dalam pelaksanaan PTM.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement