Kamis 30 Sep 2021 18:09 WIB

Singapura Hadapi Lonjakan Covid, Lansia tak Boleh Bepergian

Lansia di Singapura diminta tetap di rumah selama sebulan kurangi penularan Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Lansia di Singapura diminta tetap di rumah selama sebulan kurangi penularan Covid-19. Ilustrasi.
Foto: EPA
Penyebaran varian Delta berkontribusi pada kenaikan kasus Covid-19 di Singapura. Lansia di Singapura diminta tetap di rumah selama sebulan kurangi penularan Covid-19. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Warga lanjut usia (lansia) berusia 60 tahun ke atas di Singapura didesak untuk berada di rumah saja selama empat pekan demi mengurangi kemungkinan tertular Covid-19. Perintah ini diambil menyusul lonjakan kasus yang diperoleh secara lokal.

"Terlebih bagi mereka (lansia) yang tidak divaksinasi," kata Agency for Integrated Care (AIC) pada Kamis (30/9) seperti dikutip laman Channel News Asia. Singapura telah melaporkan lebih dari 1.000 kasus lokal baru hampir setiap harinya beberapa pekan belakangan. Angka kasus ini membuat rekor baru untuk jumlah kasus infeksi hariannya.

Baca Juga

AIC menilai lansia merupakan lebih dari seperempat kasus lokal dalam dua pekan terakhir ini. Seiring dengan peningkatan infeksi, kematian akibat Covid-19 juga meningkat. Hingga Rabu (29/9), tercatat 38 kematian akibat Covid-19 pada September saja. Ini termasuk jumlah kematian tertinggi dalam sebulan. Semua kecuali satu dari mereka adalah manula di atas 60 tahun.

"Lansia berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi kesehatan yang serius jika mereka terinfeksi Covid-19 dan harus mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk melindungi diri mereka sendiri," kata AIC.

AIC menyebut sejak Mei, 257 manula yang tidak divaksinasi sangat terpengaruh oleh Covid-19. Dari mereka banyak yang berada dalam perawatan intensif dan membutuhkan suplementasi oksigen atau meninggal.

Imbauan terbaru AIC muncul setelah agensi itu pada Rabu (15/9) lalu meminta para manula untuk meminimalkan interaksi sosial selama dua pekan. AIC menyarankan para manula hanya boleh keluar untuk kegiatan penting dan meminimalkan kelompok dan pertemuan sosial selama empat pekan ke depan.

Lansia juga harus menghindari area ramai, meminimalkan aktivitas tanpa masker seperti makan di pusat kuliner, dan mengambil makanan mereka sebagai gantinya. Saat berada di luar, mereka harus mengenakan masker bedah dengan benar setiap saat dan menjaga praktik kebersihan yang baik seperti sering mencuci tangan.

AIC juga mendesak para manula untuk mengunjungi rumah sakit hanya jika perlu untuk meminimalkan paparan mereka terhadap infeksi lain. "Jika terinfeksi Covid-19, dengan gejala ringan atau tanpa gejala, mereka tidak perlu buru-buru ke rumah sakit tetapi dapat melakukan isolasi mandiri di rumah untuk kesejahteraan mereka sendiri," kata AIC.

AIC juga menyarankan manula yang belum divaksin untuk divaksin segera. "Mereka yang belum divaksinasi harus melakukannya secepat mungkin karena risiko orang yang tidak divaksinasi menjadi sakit parah hampir tujuh kali lebih tinggi," kata badan tersebut.

Adapun suntikan booster atau dosis ketiga, yang dimulai bulan ini, manula akan mendapat manfaat dari perlindungan tambahan dan membantu mengurangi kemungkinan penyakit parah jika terinfeksi. "Ini akan memposisikan mereka dengan baik untuk transisi ke Covid-19 endemik," kata agensi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement