Jumat 01 Oct 2021 21:43 WIB

Alasan Korut Uji Coba Rudal Anti-Pesawat

Pyongyang baru-baru ini juga melakukan uji coba rudal hipersonik baru.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan rudal hipersonik Hwasong-8 yang baru dikembangkan olehnya di Toyang-ri, yang ditembakkan oleh Akademi Ilmu Pertahanan DPRK, di Kabupaten Ryongrim, Provinsi Jagang, di Korea Utara, 28 September 2021 (Dikeluarkan 29 September 2021).
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) resmi menunjukkan rudal hipersonik Hwasong-8 yang baru dikembangkan olehnya di Toyang-ri, yang ditembakkan oleh Akademi Ilmu Pertahanan DPRK, di Kabupaten Ryongrim, Provinsi Jagang, di Korea Utara, 28 September 2021 (Dikeluarkan 29 September 2021).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara mengatakan pada Jumat (1/10), telah melakukan uji coba rudal antipesawat yang baru dikembangkan. Uji coba ini merupakan putaran keempat penembakan senjata dalam beberapa pekan terakhir.

Laporan kantor berita Korea Utara KCNA, uji coba rudal antipesawat itu sangat penting secara praktis dalam mempelajari dan mengembangkan berbagai sistem rudal antipesawat yang prospektif. Tes itu bertujuan mengonfirmasi kepraktisan pengoperasian peluncur, radar, dan kendaraan komando pertempuran serta kinerja tempur rudal.

Baca Juga

Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat (AS) biasanya secara terbuka mengonfirmasi peluncuran rudal Korea Utara segera setelah itu terjadi. Namun negara tersebut tidak melakukannya pada Kamis (30/9). Ini mengindikasikan, peluncuran itu bukan uji coba senjata utama.

Pyongyang juga baru-baru ini melakukan uji coba rudal hipersonik baru, rudal jelajah yang baru dikembangkan, dan rudal balistik yang diluncurkan dari kereta api. Uji coba Korea Utara baru-baru ini sejalan dengan janji Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sebelumnya untuk memperkenalkan senjata canggih dan memperbesar persenjataan nuklirnya untuk mempertahankan diri dari serangan permusuhan AS.

Pada September, Korea Utara melanjutkan uji coba rudal pertamanya dalam enam bulan tetapi masih menawarkan pembicaraan bersyarat dengan Korea Selatan. Awal pekan ini, Kim menyatakan kesediaannya untuk memulihkan hotline komunikasi dengan Korea Selatan dalam beberapa hari mendatang untuk mempromosikan perdamaian di Semenanjung Korea. Namun dia mengabaikan tawaran dialog AS.

Kim juga mengulangi tuntutan Pyongyang agar Seoul meninggalkan sikap kesepakatan ganda atas uji coba rudalnya jika negara tetangga ingin melihat dimulainya kembali pembicaraan dan langkah-langkah kerja sama besar.

Korea Selatan mengatakan, akan mempersiapkan pemulihan hotline, yang disebut perlu untuk membahas dan menyelesaikan banyak masalah yang tertunda. Saluran telepon dan faks lintas batas sebagian besar tidak aktif selama lebih dari satu tahun.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement