Jumat 01 Oct 2021 22:40 WIB

Eksportir Apresiasi Kemendag Soal Pengadaan Kontainer

Komitmen pengadaan kontainer mesti dimaksimalkan oleh eksportir.

Alat berat beroperasi saat bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/7/2021). Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut seiring dengan tren penguatan ekspor.
Foto: ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Alat berat beroperasi saat bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/7/2021). Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut seiring dengan tren penguatan ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Eksportir mengapresiasi langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang telah mengupayakan komitmen dengan berbagai pihak untuk pengadaan kontainer. Hal ini dinilai dapat menunjang kinerja ekspor agar semakin positif pada tahun ini.

"Karena penyediaan kontainer sangat diperlukan untuk ekspor dan melanjutkan pertumbuhan besar yang sedang terjadi saat ini," kata Kepala Sekolah Ekspor Handito Joewono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (1/10).

Handito mengapresiasi langkah Kemendag dan Kadin Indonesia dalam mendapatkan komitmen kontainer yang kini sedang mengalami kelangkaan. Strategi tersebut dinilai sangat bagus, mengingat suasana ekspor yang sedang kondusif.

Badan Pusat Statistik mencatat, ekspor Agustus 2021 berhasil mencetak rekor baru dalam sejarah perdagangan Indonesia. Indonesia berhasil memecahkan nilai ekspor tertinggi sejak Agustus 2011. Performa ekspor nasional di Agustus 2021 berhasil meningkat 20,95 persen secara bulanan menjadi sebesar 21,42 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut didorong penguatan ekspor migas dan nonmigas, masing-masing sebesar 7,48 persen dan 21,75 persen. 

Secara kumulatif, ekspor Januari-Agustus 2021 mencapai 142,01 miliar dolar AS atau naik 37,77 persen year on year (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi meningkatnya ekspor nonmigas menjadi 134,13 miliar dolar AS atau naik 37,03 persen, serta naiknya ekspor migas menjadi 7,87 miliar dolar AS atau tumbuh 51,78 persen.

Karena itu, sambung Handito, komitmen pemerintah dan pelaku usaha ini mesti dimaksimalkan saat ini. Apalagi ekspor industri funitur dan semamin yang banyak digeluti produsen dan eksportir UKM.

"Jadi, kami di Sekolah Ekspor yang berkonsentrasi mendorong eksportir baru dan kecil, menyambut positif komitmen antara Kemendag dan Kadin Indonesia ini," jelasnya.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menyebut, inisiasi Mendag Muhammad Lutfi dan jajarannya bersama Kadin Indonesia soal kontainer patut diapresiasi. Utamanya, jika dilihat dari momentum menjaga kinerja ekspor yang positif hingga semester pertama 2021.

"Apalagi beberapa pelaku usaha yang kekurangan kontainer ini merupakan industri unggulan, salah satunya makanan dan minuman," sebut Rendy.

Mengutip data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) berkaitan dengan kekurangan kontainer, ongkos logistik mengalami peningkatan, sehingga menekan volume angkut barang. Akibatnya, terjadi penurunan volume ekspor barang berupa produk mamin sekitar 6-7 persen.

Karena itu, sebut Rendy, semestinya potensi peningkatan nilai ekspor tanpa gangguan kontainer bisa lebih tinggi 6-7 persen, dari torehan ekspor mamin yang saat ini berkisar 19,6 miliar dolar AS. Artinya, jika tanpa gangguan kelangkaan kontainer, ekspor mamin semestinya bisa tumbuh maksimal hingga menyentuh 20,97 miliar dolar AS.

Ia pun menilai, inisiasi atas kontainer ini juga bisa menjaga kinerja perdagangan hingga akhir tahun. "Ya terutama dalam meningkatkan kinerja ekspor di kuartal empat 2021," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement