Sabtu 02 Oct 2021 14:36 WIB

Penguasa Ottoman yang Dicintai Orang Kristen, Orhan Ghazi

Banyak orang Kristen yang mencintai Orhan Ghazi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pertempuran Lepanto (kini Nafpaktos, Yunani) yang berlangsung 450 tahun lalu adalah pertempuran laut terbesar abad ke-16. Pasukan angkatan laut Kristen dengan nama Liga Suci, sebuah koalisi yang dibentuk oleh Kekaisaran Spanyol Venesia dan negara-negara Kepausan bertempur melawan pasukan Kekaisaran Ottoman yang terjadi pada 7 Oktober 1571.
Foto: Britannica
Pertempuran Lepanto (kini Nafpaktos, Yunani) yang berlangsung 450 tahun lalu adalah pertempuran laut terbesar abad ke-16. Pasukan angkatan laut Kristen dengan nama Liga Suci, sebuah koalisi yang dibentuk oleh Kekaisaran Spanyol Venesia dan negara-negara Kepausan bertempur melawan pasukan Kekaisaran Ottoman yang terjadi pada 7 Oktober 1571.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Sultan Orhan Bey atau yang dikenal Orhan Ghazi adalah putra pendiri Kekaisaran Ottoman Osman Ghazi. Orhan lahir pada tahun 1281, ketika kakeknya Ertugrul Ghazi meninggal. Sejak kecil, Orhan menyaksikan bagaimana berdirinya sebuah Kekaisaran Islam yang kuat.

Pada usia 17 tahun, Orhan menikah dengan Holofira yang masuk Islam dan mengambil nama Nilufer. Setelah ayahnya meninggal, Orhan naik takhta sekitar usia 35 tahun. Dia menjadikan saudaranya Alaaddin Pasha sebagai wazirnya. Alaaddin Pasha adalah seorang sarjana seperti kakeknya Ertuğrul Ghazi dan menyusun undang-undang pertama Ottoman.

Sejalan dengan undang-undang ini, pasukan tetap yang terdiri dari tentara yaya dan piyade atau unit infanteri Ottoman dibentuk. Sampai saat itu, pasukan militer terdiri dari tentara sukarelawan. Para prajurit tentara tetap diberi gaji dan dibebaskan dari pajak.

Orhan memindahkan kantor pusat pemerintahan ke Bursa yang baru ditaklukkan. Di sana, ia membangun sebuah masjid pada tahun 1335 yang dianggap sebagai contoh pertama arsitektur Ottoman dan masih berdiri sampai sekarang. Jatuhnya Bursa dengan mudah dan kemajuan Utsmaniyah ke pantai Bosporus membuat Bizantium khawatir.

Untuk menghentikan mereka dan mengangkat pengepungan panjang Iznik (Nicaea), Kaisar Bizantium Andronikos III Palaiologos yang umumnya dilatinkan sebagai Andronicus III Palaeologus, datang untuk menyerang Orhan dan pasukannya pada tahun 1331.

Kedua pasukan bertemu di Pelekanon, dekat distrik Maltepe saat ini di Istanbul. Kaisar Bizantium yang terluka kehilangan kedua pangerannya dalam pertempuran yang memaksanya untuk menarik pasukannya. Orhan Ghazi yang tahu betul bagaimana berperang di malam hari, mengikuti tentara Bizantium dan mengalahkan mereka. Kaisar nyaris tidak lolos dan menyelamatkan hidupnya. Sekitar 275 tentara dari 8.000 tentara Ottoman yang kuat menjadi martir.

Toleransi Iznik

Sementara musuh sudah menyerah, Orhan Ghazi mengizinkan semua warga Bizantium yang ingin bermigrasi untuk mengambil barang-barang mereka. Terlepas dari pilihan itu, kebanyakan orang lebih suka tetap menjadi warga negara Utsmaniyah. Terlebih lagi, para wanita janda di kota itu meminta Orhan Ghazi agar mengizinkan mereka menikah dengan tentara dari pasukannya.

Orhan Ghazi menjadikan Iznik sebagai pusat pemerintahan. Dia mengubah Gereja Hagia Sophia di Iznik menjadi sebuah masjid sesuai dengan hukum perang. Biara di dalam kompleks gereja diubah menjadi madrasah yang menjadi madrasah Ottoman pertama di Iznik. Cendekiawan terkenal Dawud al-Qaysari dan Tacuddin Kurdi diangkat sebagai ulama atau profesor agama dan Iznik menjadi kota Muslim Turki.

Jatuhnya Iznik yang menjadi tempat penting dalam sejarah Kekristenan, disambut dengan kemarahan di Eropa dan Konstantinopel. Setelah Iznik, kota lain seperti Gemlik dan Izmit juga ditaklukkan dan Utsmaniyah mencapai pantai Bosporus dalam waktu singkat.

Ketika penaklukan Utsmaniyah berlanjut menuju Bosporus, Kekaisaran Bizantium hampir sepenuhnya kehilangan tanahnya di timur. Pada 1341, perjanjian damai pertama ditandatangani antara Ottoman dan Bizantium.

Disebut sebagai pendiri Ottoman yang Sebenarnya

Dilansir Daily Sabah, Sabtu (2/10), Orhan memiliki postur tubuh yang tinggi, mata biru, janggut cokelat, kulit putih, dahi besar, dan dada yang lebar. Dalam babad disebutkan ia adalah orang yang baik hati dan tidak mudah marah. Oleh karena itu, banyak orang Kristen yang mencintainya.

Semua gerakan yang Orhan Ghazi rencanakan berlangsung hati-hati. Dia akan segera memanfaatkan peluang dan bekerja menciptakan beberapa peluang sendiri. Dia sangat berani dan sabar dalam pertempuran. Untuk menghindari menyakiti orang, dia menunggu musuh mundur. Tindakannya menunjukkan keterampilan militer dan administrasi yang hebat. Beberapa sejarawan menilai Orhan merupakan pendiri Kekaisaran Ottoman yang sebenarnya.

Orhan adalah orang pertama yang menggunakan kata sultan yang setara dengan kata Arab berarti raja. Penjelajah Muslim Ibnu Battuta mengatakan Orhan Ghazi adalah penguasa Ottoman terbesar. Dia memperlakukan para sarjana dan tentara dengan sangat baik dan murah hati. Karena perlakuannya, kemakmuran ekonomi tercapai pada masa pemerintahannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement