Ahad 03 Oct 2021 22:28 WIB

Rasulullah SAW Tetap Atur Strategi Hijrah Meski Dilindungi

Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah tetap gunakan strategi

Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah tetap gunakan strategi. Ilustrasi Padang Pasir
Foto: Pixabay
Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah tetap gunakan strategi. Ilustrasi Padang Pasir

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, — Kalau ada orang yang berhak bersandar kepada mukjizat untuk meraih suatu keberhasilan maka orang itu adalah Rasulullah SAW. Bagaimana tidak? 

Bukankah ia seorang Nabi dan Rasul? Bukankah ia membawa misi dari Tuhan? Apalagi ia berada dalam kondisi yang lemah, tertindas dan tidak banyak pengikut. Tapi apakah beliau hanya berharap kepada mukjizat dari Tuhan yang telah mengutusnya? Apakah beliau menanti berbagai keajaiban terjadi? 

Baca Juga

Peristiwa hijrah merupakan bukti kuat bahwa Rasulullah SAW tidak bergantung kepada mukjizat. Segala usaha manusiawi beliau optimalkan yaitu, menjaga kerahasiaan hijrah.

Yang tahu hanyalah Abu Bakar dan keluarganya, meminta Ali bin Abi Thalib tidur di kamarnya untuk mengelabui orang-orang Quraisy, dan menyewa seorang guide yang berpengalaman untuk menunjukkan jalan ke Madinah. Yang jadi acuan dalam hal ini adalah skill dan kompetensi. Tidak masalah meskipun ia seorang musyrik.

Selanjutnya, Rasulullah SAW membeli unta yang sehat dan kuat untuk dijadikan tunggangan menuju Madinah. Ketika Abu Bakar ingin membayarkannya, Nabi menolak. Beliau yang membayarnya dari uang pribadi. Yah, perjuangan memang butuh pengorbanan. Tak boleh menjadi beban bagi orang lain.

Kemudian, memilih arah selatan (Yaman) yang tidak biasa ditempuh orang-orang yang ingin ke Yatsrib (Madinah) dan menugaskan Abdullah putra Abu Bakar untuk selalu memantau situasi dan menyampaikan semua informasi kepada Rasulullah SAW dan ayahnya Abu Bakar. 

Untuk menghapus jejak kaki Abdullah yang datang ke tempat persembunyian Rasulullah SAW dan Abu Bakar, ditugaskanlah Amir bin Fuhairah untuk menggembala kambing di daerah yang dilalui  Abdullah. 

Bukankah ini strategi yang luar biasa dan perencanaan yang sangat matang? Meskipun demikian, Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra hampir saja ditemukan oleh orang-orang yang terus berusaha mencari keduanya. Di sinilah datang ‘intervensi’ langit. Setelah semua daya dan upaya dimaksimalkan. Setelah semua usaha manusiawi dioptimalkan.  

إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ التوبة : 40

“Jika kamu tidak menolongnya, maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah) yaitu dua orang, ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu ia berkata kepada sahabatnya, “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS At Taubah 40) 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement