Senin 04 Oct 2021 18:34 WIB

Pengelola Akui Buang Limbah ke Sungai Cisadane

Limbah tersebut diklaim tidak mengandung zat kimia yang dapat mencemari lingkungan.

Rep: Eva Rianti / Red: Mas Alamil Huda
Tangkapan layar video pencemaran Sungai Cisadane.
Foto: Istimewa
Tangkapan layar video pencemaran Sungai Cisadane.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Pengelola tempat usaha pencucian plastik di bibir Sungai Cisadane di kawasan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), mengakui kerap membuang limbah yang mengalir ke arah Sungai Cisadane. Namun, limbah tersebut diklaim tidak mengandung zat kimia yang dapat mencemari lingkungan.

Pengelola tempat usaha, Komarudin menuturkan, limbah dari tempat usahanya dibuang ke Sungai Cisadane, sebagaimana video yang viral di media sosial belakangan ini. Namun, dia menyebut baru kali ini mendapatkan barang yang mengeluarkan cairan berwarna merah pekat. Tempat usahanya diketahui menjalankan aktivitas pencucian plastik yang disuplai dari luar pengepul untuk didaur ulang.

“Sadar banget (limbah mengalir ke sungai) karena ini kita baru kali ini dapat barang model begitu,” kata Komarudin kepada wartawan di Tangsel, Senin (4/10).

Menurut penuturannya, pada saat itu, pihaknya memperoleh plastik-plastik yang memiliki bahan pewarna makanan. Adapun, dominan warnanya yakni merah, sehingga cairan limbah yang mengalir ke Sungai Cisadane berwarna merah, seperti darah.

“Banyak (bungkus) sosis, kue tart yang dikombinasi dengan warna lain, banyak pewarna makanan,” tuturnya.

Ditemui terpisah, seorang pegawai pabrik tempat usaha pencucian plastik, Ahmad Dion, menuturkan, dirinya hanya melakukan pencucian sampah plastik di tempat usahanya tersebut. Dia menyebut, limbah yang dihasilkan dari kegiatan itu dan dibuang ke Sungai Cisadane tidak mengandung zat kimia.

Pasalnya, dia menjelaskan, dapat proses pencucian plastik tidak menggunakan sabun atau cairan tertentu. Ahmad mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab cairan yang dibuang ke Sungai Cisadane beberapa waktu lalu ternyata berwarna merah.

Enggak pernah pakai sabun. Pencucian biasa saja memang. Paling yang kalau diikat dirobek dan digunting biar kotorannya lepas dari plastik. Kalau misalkan kemarin ada yang warna merah, mungkin ada dibungkus plastik, terus enggak ketahuan sama kami. Di luar kemauan kami, kami enggak pernah pakai kimia,” ungkap Ahmad.

Diketahui, pencemaran limbah berwarna merah terjadi di kawasan Serpong, Tangsel, dan viral di media sosial sejak Sabtu (2/10). Limbah berwarna merah mirip darah tersebut mengalir dari sisi sebuah tempat usaha pencucian plastik yang bermuara ke Sungai Cisadane.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement