Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Miftahul Jannah, S.Si.

Efektivitas Pembelajaran Praktikum Daring Kala Pandemi

Guru Menulis | Wednesday, 06 Oct 2021, 08:46 WIB

Pandemi Covid-19 tak terasa telah berlangsung lebih dari satu tahun lamanya. Membiasakan hal baru mulai dari menggunakan masker setiap kegiatan luar rumah, cuci tangan dengan hand sanitizr, membatasi mobilitas keluar rumah dan berbagai adaptasi baru akibat pandemi terasa sudah menjadi rutinitas wajib keseharian sejak Maret 2020.

Sebagai salah satu pekerja ranah publik khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran praktikum.Tentunya situasi pandemi ini membuat kreatifitas berpikir tidak lagi seperti biasanya. Mesti “out of the box” dari kebiasaan membimbing praktikum secara langsung menjadi secara daring. Awal pandemi, intensitas pertemuan untuk bimbingan praktikum ditiadakan sama sekali. Masuk kantor terjadwal hanya beberapa hari secara luring dan lainnya secara daring. Aplikasi pertemuan secara daring pun jadi sahabat keseharian untuk bersua dan bercakap antar rekan sejawat maupun praktikan yang dibimbing.

Untuk praktikan yang kami bimbing praktikum pembelajaran daring tidak semua memiliki gadget yang mumpuni untuk pembelajaran daring tersebut. Walaupun jaman serba android,beberapa dari peserta didik kami ada juga yang tidak memiliki handphone android tersebut. Ada yang punya tapi bukan milik pribadi alias dipakai satu untuk sekeluarganya. Ada yang memiliki gadget tapi biaya untuk mengisi kuotanya yang tidak mencukupi. Tiap peserta didik tidak bisa disamakan terkait pemenuhan gadget untuk pembelajaran daring tersebut. Lebih miris lagi karena peseta didik akhirnya belajar daring yang dilakukan dari rumah masing-masing, tidak jarang kendala yang dihadapi adalah hilangnya atau lamanya menangkap signal internet di wilayah kediaman mereka. Suatu hari saya sempat mendapat pesan pribadi bahwa keidakikutan peserta didik dalam pembelajaran daring ersebut karena letak rumahnya terhalang dibalik bukit yang menyebabkan dia mesti keluar dulu mencari akses signal internet yang mumpuni untuk pembelajaran daring. Gadget beserta signal internet merupakan sesuatu kebutuhan pokok bagi peserta didik untuk daring dimasa pandemi. Jangan lagi ditanya mengenai kepemilikan laptop untuk menunjang pembelajaran daring oleh peserta didik. Jawabannya tetap sama seperti kepemilikan gadget. Tidak semua peserta didik mampu memilikinya.

Membuat video tentang apa saja materi praktikum yang akan dilakukan merupakan suatu upaya kami agar tetap melaksanakan kewajiban kami membimbing praktikum pembelajaran daring. Tidak mudah karena praktikum yang saya dampingi mengenai prakrikum pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium klinik dan pemeriksaan darah lengkap. Bisa dibayangkan kami membuat video praktikum agar bisa ditiru oleh praktikan yang entah bagaimana kondisinya saat memperhatikan video pembelajaran tersebut. Apakah serius dan benar-benar memperhatikan video tersebut atau hanya menyetel video tersebut sebagai bentuk telah mengikuti syarat perkuliahan praktikum. Ada rasa khawatir bagi saya secara pribadi , karena praktikum yang saya ampu tersebut merupakan prakrikum yang membutuhkan ketelitian dan unjuk kerja yang harus cermat. Dan tahapan kerjanya mesti sesuai prosedur yang telah ada.

Video tutorial secara daring mengenai materi praktikum sangatlah tidak efektif dibandingkan praktikum secara luring. Contohnya saja praktikum pengambilan darah. Apakah dapat dinilai secara daring keterampilan tangan mengenai bagaimana praktikan memperlakukan dan melakukan pengambilan darah tersebut. Bagaimana jika terjadi kendala mengenai sebelum, proses pengambilan darah dan setelah kegiatan pengambilan darah berlangsung. Jika dilakukan secara luring maka biasanya kami mengkondisikan praktikan agar mampu melakukan praktikum sesuai prosedur dan bagaimana agar tetap kami dampingi jika ada situasi yang tidak terduga akibat praktikum yang dilakukan. Untuk pembelajaran beberapa praktikum seperti praktikum tersebut, bisa dibayangkan jika terus menerus dilakukan secara daring. Maka saya putuskan saat awal pandemi covid-19 berlangsung,membiarkan praktikan menonton dulu video tutorial praktikum secara daring dan apabila situasi membaik maka akan dilaksanakan praktikum secara luring.

Situasi pandemi covid-19 di Indonesia dan khususnya daerah kami terlampau lama sebagai zona merah. Alhasil hingga sampai saatnya ujian akhir semester praktikum dilaksanakan masih secara daring. Praktikum daring, bersua kembali melalui aplikasi pertemuan daring dan menguji satu-persatu peserta didik melalui gadget dan laptop .Realita ujian praktikum secara daring yang kami alami ialah beberapa peserta didik melakukan ujian dengan bantuan dari temannya. Mungkin pepatah bahasa inggris yang mengatakan “The Right Man Behind The Gun” bisa menggambarkan situasi dimana personal yang mengendalikan atau berada di belakang senjata (dalam hal ini gadget atau teknologi) menentukan bahwa ‘senjata’ tersebut diguankan dengan baik dan semestinya. Bila jujur peserta didik, maka yang bersangkutan juga akan jujur mengikuti ujian secara daring,tapi sebaliknya jika tidak jujur maka akan ada sejuta satu cara dikerahkan untuk membantu agar lulus ujian. Sedangkan bagi penguji, melakukan ujian khususnya praktikum secara daring memiliki beban subjektifitas tersendiri. Dimana penilaian kualitas gambar yang ditampilkan juga mempengaruhi penilaian kami karena apa yang kami lihat yang menjadi patokan penilaiannya. Sementara kualitas gambar ujian praktikum kembali lagi karena bedanya kulitas atau spek dari gadget si peserta didik yang melakukan ujian tersebut. Kembali dilema.

Untuk efektifitas pembelajaran daring di kala Pandemi, disesuaikan juga dengan materi pelajaran apa yang sesuai untuk dilakukan secara daring. Jika materi pembelajaran yang bersifat praktikum sebaiknya dilakukan secara luring juga. Agar peserta didik dapat benar-benar memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai praktikum terkait. Dan menjadi perhatian juga kondisi dari masing-masing peserta didik yang tidaklah sama terutama secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran daring kala Pandemi ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image