Rabu 06 Oct 2021 10:12 WIB

Tiga Kiat Sukses Berbisnis Kuliner di Masa Pandemi

Pengusaha perlu beradaptasi dengan situasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Agar bisnis kuliner bisa berjalan dengan optimal di masa pandemi, pengusaha perlu beradaptasi dengan situasi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Agar bisnis kuliner bisa berjalan dengan optimal di masa pandemi, pengusaha perlu beradaptasi dengan situasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh semua orang setiap hari. Meski peluang pasarnya tampak luas, menjalani bisnis makanan atau kuliner di masa pandemi merupakan hal yang cukup menantang.

Tak sedikit bisnis kuliner yang tumbang ketika pandemi melanda. Berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) misalnya, ada 1.033 restoran yang resmi tutup secara permanen di Indonesia sepanjang 2020.

Baca Juga

Agar bisnis kuliner bisa berjalan dengan optimal di masa pandemi, pengusaha perlu beradaptasi dengan situasi. Mereka juga dituntut untuk bisa mengimplementasikan beragam solusi terkini agar bisa bertahan dan berkembang.

Perusahaan operator layanan program loyalitas OttoPoint merangkum setidaknya ada tiga kiat yang dapat membantu bisnis kuliner beroperasi secara optimal di masa pandemi. Berikut ini adalah ketiga kiat tersebut, seperti disampaikan melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id.

1. Beradaptasi dan Maksimalkan Platform Media Sosial

Selain menjual makanan matang, pengusaha kuliner bisa mulai melirik potensi penjualan makanan mereka dalam bentuk frozen food. Frozen food tak hanya membutuhkan biaya yang lebih efisien, tetapi juga bisa bertahan lebih lama dan dapat dipasarkan dengan lebih luas melalui e-commerce seperti Tokopedia.

Hal lain yang dapat dilakukan oleh pelaku bisnis kuliner adalah menggali sisi kreatif untuk membuat konten promosi melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan lainnya. Riset yang dirangkum oleh We Are Social menunjukkan bahwa ada sekitar 170 juta orang pengguna media sosial aktif di Indonesia.

2. Terapkan Strategi Marketing yang Efektif dari Sekarang

Pandemi bisa menjadi waktu yang cocok untuk memikirkan kembali strategi pemasaran yang efektif dan berkelanjutan. Salah satu program yang dapat dipertimbangkan adalah stamp digital seperti OttoStamp.

"OttoStamp kami buat untuk memberikan pengalaman transaksi yang lebih berkesan bagi pelanggan. Jadi, mereka akan termotivasi datang kembali untuk bertransaksi dan mengumpulkan stamp digital, demi mendapatkan reward yang mereka sukai," jelas CEO OttoPoint James Hamdani.

Menurut James, pelaku bisnis bisa mendapatkan keuntungan berupa implementasi program pemasaran yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, pelaku bisnis juga dapat mengumpulkan database pelanggan yang nantinya berguna untuk mengenal perilaku transaksi maupun preferensi mereka terhadap produk tertentu.

3. Gunakan Database untuk Strategi Marketing Terfokus

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, database yang didapatkan dari program seperti OttoStamp berguna untuk lebih mengenali kebiasaan pelanggan. Hal ini akan berguna dalam penyusunan strategi pemasaran yang efisien dan tepat sasaran.

Strategi pemasaran yang efektif dan tepat sasaran akan membuat kinerja pemasaran dapat diukur dengan lebih efektif pula. Dampaknya, hasil yang akan didapatkan menjadi lebih maksimal. Pelanggan pun akan menjadi lebih nyaman karena mereka mendapatkan konten pemasaran yang sesuai dengan kebiasaan dan preferensi mereka. Hal ini diharapkan dapat memunculkan ketertarikan pelanggan untuk bertransaksi kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement