Rabu 06 Oct 2021 16:12 WIB

BI: Laju inflasi Kota Palembang Terkendali Selama Pandemi

Pertumbuhan di atas 5,0 persen di Palembang indikasikan terjadi perbaikan ekonomi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).
Foto: Dok BI Sumsel
Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Bank Indonesia (BI) menilai laju inflasi di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel), terkendali selama pandemi Covid-19, walau daerah ini sempat melakukan pengetatan aktivitas kegiatan masyarakat. Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sumsel, Hari Widodo mengatakan, inflasi Kota Palembang pada September 2021 tercatat sebesar 0,05 persen.

Adapun inflasi tahunan (year on year) sebesar 1,84 persen. Tiga komoditas yang berkontribusi pada inflasi yakni daging ayam ras 0,15 persen, beras 0,05 perse, dan rumah sewa 0,04 persen. "Angka inflasi bulan September dan inflasi tahunan ini tergolong rendah karena target secara tahunan itu 3,0 persen plus minus 1,0 persen," kata Hari di Kota Palembang, Rabu (6/1).

Menurut Hari, capaian positif itu tak lepas dari kinerja baik Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang yang berupaya mengantisipasi dampak dari pandemi Covid-19. Melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah, kata dia, Pemkot Pelambang mengupayakan pasokan pangan selalu tersedia dengan harga yang terjangkau.

"Jika distribusi lancar, maka harga akan terkendali sehingga akan menekan inflasi," kata Hari. Terkait pertumbuhan ekonomi, menurut Hari, pertumbuhan ekonomi Kota Palembang mencapai 5,71 persen pada triwulan II 2021 atau melebihi prediksi awal BI.

Angka pertumbuhan ekonomi di atas 5,0 persen itu mengindikasikan terjadi perbaikan ekonomi dan aktivitas ekonomi berangsur-angsur pulih. Dengan level PPKM yang mulai menurun, menurut Hari, diharapkan aktivitas ekonomi juga ikut meningkat.

Sekretaris Daerah Kota Palembang, Ratu Dewa mengatakan, Pemkot Palembang berencana membuat nota kesepahaman (MoU) dengan BI terkait strategi pengendalian ekonomi, khususnya di sektor pertanian, perdagangan, dan pasar tradisional. "Kami ingin fokus pada pelayanan langsung ke masyarakat, bagaimana setiap rumah bisa melakukan pemberdayaan ekonomi, semisal dengan bertani di dalam pot," kata Ratu Dewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement