Rabu 06 Oct 2021 20:28 WIB

3,2 Juta Balita di Afghanistan Berisiko Alami Kurang Gizi

Kesehatan gizi ibu dan anak-anak di Afghanistan semakin buruk dari hari ke hari.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak berfoto saat bermain di kamp pengungsi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021.
Foto: AP/Felipe Dana
Anak-anak berfoto saat bermain di kamp pengungsi di Kabul, Afghanistan, Senin, 13 September 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- PBB mengatakan sekitar 3,2 juta balita di Afghanistan diprediksi menderita kekurangan gizi akut pada akhir tahun ini. Tanpa perawatan dan tindakan segera, setidaknya satu juta di antaranya berisiko meninggal.

Hal itu diungkap setelah perwakilan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) di Afghanistan, Hervé Ludovic De Lys, dan Direktur Program Pangan Dunia (WFP) di Afghanistan, Marry-Ellen McGroarty, mengunjungi kota Herat pada Selasa (5/10). Mereka bertemu sejumlah ibu rumah tangga, salah satunya Jahan Bibi.

Baca Juga

Bibi tak dapat lagi menyusui putrinya yang berusia 18 bulan. Saat ini anaknya tengah dirawat di Rumah Sakit Wilayah Herat karena mengalami kekurangan gizi akut. “Kami tak punya makanan di rumah. Kami menjual segalanya untuk membeli makanan, tapi saya hampir tidak makan apa-apa. Saya lemah dan saya tidak punya susu untuk anak saya,” katanya saat berbicara dengan De Lys dan McGroarty, dikutip laman UN News.

De Lys mengungkapkan, semakin banyak keluarga di Afghanistan yang berjuang menyediakan makanan. Kesehatan gizi ibu dan anak-anak semakin buruk dari hari ke hari. “Anak-anak semakin sakit dan keluarga mereka semakin tidak bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Wabah campak dan diare akut yang menyebar dengan cepat hanya akan memperburuk situasi,” ucapnya.

Menurut survei WFP, sebanyak 95 persen rumah tangga di Afghanistan tidak mengonsumsi cukup makanan. Orang dewasa makan lebih sedikit atau bahkan tak makan agar anak-anak mereka bisa makan lebih banyak. “Kecuali kita turun tangan sekarang, malnutrisi hanya akan menjadi lebih parah. Komunitas internasional harus mengeluarkan dana yang mereka janjikan beberapa minggu lalu, atau dampaknya tidak dapat diubah,” ujar McGroarty.

Sejak awal tahun 2021, WFP telah memberikan bantuan pangan dan gizi untuk menyelamatkan hidup 8,7 juta orang di Afghanistan. Bantuan itu termasuk pengobatan dan pencegahan gizi buruk bagi hampir 400 ribu ibu hamil dan menyusui serta 790 ribu balita.

Hampir empat juta orang dicapai pada bulan September saja. Selain itu, tahun ini, lebih dari 210 ribu anak dengan malnutrisi akut parah diberikan perawatan menyelamatkan jiwa melalui layanan yang didukung UNICEF. Makanan terapeutik siap pakai untuk lebih dari 42 ribu anak dan susu terapeutik untuk 5.200 anak, juga dikirimkan ke mitra UNICEF, dalam delapan pekan terakhir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement