Rabu 06 Oct 2021 22:47 WIB

Maulid Nabi: Tanda Kenabian yang Diakui Pendeta dan Rabi 

Tanda kenabian Muhammad SAW sudah dibaca sejak beliau muda

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nashih Nashrullah
Tanda kenabian Muhammad SAW sudah dibaca sejak beliau muda. Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Tanda kenabian Muhammad SAW sudah dibaca sejak beliau muda. Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masa kecil Rasulullah dipenuhi pengalaman yang berkesan. Salah satunya adalah perjalanan Rasulullah pertama ke negeri Syam bersama pamannya Abu Thalib. Kala itu, usia Nabi Muhammad adalah 12 tahun. Dia hendak pergi ke negeri Syam bersama kafilah dagang Quraisy.

Ketika rombongan tengah singgah di Bashra, mereka bertemu dengan seorang pendeta Buhaira. Pendeta itu sangat menguasai Injil dan memahami ajaran Kristen dengan baik. Di sanalah, dia melihat Nabi pertama kali. Dalam perjumpaannya, dia memperhatikan Rasulullah dengan saksama dan mengajaknya bicara.

Baca Juga

Setelah itu, pendeta menemui Abu Thalib dan bertanya “Apa hubungan anak itu denganmu?” Kemudian Abu Thalib menjawab “Dia putraku.” Saking sayangnya kepada Muhammad, ia menyebutnya sebagai putranya.

Namun, pendeta itu kembali bertanya “Dia bukan putramu. Tidak mungkin ayah anak ini masih hidup.” Lalu Abu Thalib mengaku “Dia keponakanku.” Pendeta bertanya lagi “Apa yang terjadi pada ayahnya?” Abu Thalib menjawabnya “Dia meninggal saat ibunya mengandungnya.”

Setelah mendengar jawaban Abu Thalib, pendeta itu berkata “Engkau berkata benar. Sekarang segera bawa pulang anak ini kembali ke tempatmu dan jagalah dia dari orang Yahudi. Jika mereka melihatnya di sini, pasti mereka akan berbuat jahat kepadanya. Ketahuilah, keponakanmu ini kelak akan memegang urusan yang sangat besar.”

Mendengar penjelasan pendeta, Abu Thalib bergegas membawa Rasulullah pulang ke Makkah. Rasulullah banyak mengisi masa kecilnya dengan giat mencari rezeki dan menggembalakan kambing.

Diriwayatkan Bukhari, Rasulullah bercerita tentang masa mudanya dengan bersabda “Dahulu aku menggembalakaan kambing dengan upah beberapa qirath untuk penduduk Makkah.”

Ulama karismatik Suriah, Syekh Dr Said Ramadhan Al Buthy mengatakan dalam The Great Episodes of Muhammad, kisah pertemuan Rasulullah dengan Buhaira yang diriwayatkan oleh semua ulama ahli sirah, menunjukkan Ahli Kitab, baik orang Yahudi maupun Kristen memiliki pengetahuan tentang kenabian Rasulullah dan tanda-tandanya. Mereka mengetahui kenabiannya dan penjelasan tanda-tanda serta karakteristik melalui berita dalam kitab Taurat dan Injil.

Salah satunya diriwayatkan oleh ulama ahli Sirah bahwa kaum Yahudi memohon dengan perantara Rasulullah kemenangan atas suku Al-Aus dan Al-Khazraj, bahkan sebelum dia diutus. Mereka berkata “Seorang nabi akan diutus tidak lama lagi. Kami akan mengikutinya dan menumpas kalian seperti ditumpasnya kaum Ad dan Iram.”

Saat kaum Yahudi melanggar janji mereka itu, Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 89:

وَلَمَّا جَاۤءَهُمْ كِتٰبٌ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْۙ وَكَانُوْا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۚ فَلَمَّا جَاۤءَهُمْ مَّا عَرَفُوْا كَفَرُوْا بِهٖ ۖ فَلَعْنَةُ اللّٰهِ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ

“Dan setelah sampai kepada mereka Kitab (Alquran) dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka sedangkan sebelumnya mereka memohon kemenangan atas orang-orang kafir, ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka ketahui itu, mereka mengingkarinya. Maka laknat Allah bagi orang-orang yang ingkar.” 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement