Jumat 08 Oct 2021 13:15 WIB

Pengalaman Menggunakan Jasa Badal Haji

Joki untuk Badal Haji dan Membayar Dam.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Pengalaman Menggunakan Jasa Badal Haji. Foto:   Ilustrasi Sertifikat Badal Haji
Foto: Foto : MgRol112
Pengalaman Menggunakan Jasa Badal Haji. Foto: Ilustrasi Sertifikat Badal Haji

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Sudah menjadi rahasia umum ada jasa yang diupah untuk bisa menjalankan salah satu sunah rangkaian haji. Misalnya selain menjadi joki Hajar Aswad, pelaksanaan badal haji (mengantikan haji orang yang sudah meninggal atau tidak mampu lagi) dan Dam (pembayaran denda untuk pelanggaran dalam prosesi haji dan umrah) juga merupakan lahan ekonomi yang juga dimanfaat oleh orang-orang tertentu.

"Karena faktor perjalanan berat dalam berhaji atau karena faktor ketidak mungkinan melaksanakan haji sanak famili yang meninggal, maka biasanya pihak keluarga akan mencari jasa badal haji,"  tulis Dr. Irfan Noor, M.Hum, Prof. Raihani, M.Ed., Ph.D, Muhammad Iqbal, M.Hum dalam judul buku Urang Banjar Naik Haji: Teks, Tradisi, dan Pendidikan Nilai Kalangan Haji Banjar.

Baca Juga

Penggunaan jasa badal haji ini makin tinggi ketika tingkat keberangkatan haji di suatu daerah juga mengalami peningkatan. Pengalaman inisial MDH, misalnya, membadal haji istri karena istri beliau telah meninggal dunia sebelum jadwal keberangkatan. 

Termasuk juga beberapa informan menyatakan mereka membadalkan haji istri atau suami bahkan orang tua mereka dikarenakan meninggal dunia sebelum jadwal keberangkatan haji atau karena faktor ketuaan sehingga tidak mampu melakukan perjalanan panjang. Namun ada juga beberapa informan yang membadalkan haji keluarganya karena memang sudah berniat ingin menghajikan keluarga tersebut.

Inisial RD, RDJ, MN dan JND menjelaskan bahwa mereka membadalkan haji saat mereka juga melaksanakan haji, dengan membadalkan haji dengan orang yang bermukim di sana. Namun ada juga, jasa badal haji ini ditawarkan lewat KBIH atau jaringan Urang-urang Banjar yang bermukim di tanah suci yangmenawarkan diri sebagai jasa badal haji di Banua.

Dalam penelusuran penelitian ini, beberapa nama yang familiar dengan pelaksana dan operator jasa badal haji muncul dan terkoneksi antara Tembilahan dan Kalimantan Selatan. Modus operandi mereka untuk mencari pemakai jasa mereka, yaitu melalui koneksi antara Urang Banjar yang lama bermukin di tanah suci dengan mereka di tanah air dan mendatangi pondokan jamaah haji dengan cara menawarkan diri kepada para ketua kloter dan rombongan. 

Biasanya mereka mengajak dan menjamu makan bersama dengan para ketua tersebut. H. Asra, sering disebut-sebut oleh para informan, sebagai contoh untuk melihat fenomena jaringan Urang Banjar dalam konteks penyedia jasa Badal Haji. Sebagai bagian dari jaringan jasa Badal Haji dan Dam, Haji Asra sering disebut dalam menjalankan jasa ini. 

Saleh Habibi menceritakan “Kami menyerahkan Badal Haji dengan H. Asra dengan dasar kepercayaan dan kesamaan asal dari Banjar."

Yusuf menambahkan, “H Asra tersebut sering datang hampir tiap tahun untuk mendatangi beberapa orang yang pernah memakai jasa Dam atau Badalnya di Makkah”. 

Memang tidak ditemukan selama penelusuran ini, namun tidak menutup nama lain muncul yang memanfaatkan kedekatan kedaerahan ini. Sebab, banyak dari responden menceritakan bahwa mereka sering ditawari di sekitar pondokan perihal Dam dan Badal. Tarmizi misalnya.

"Saya pernah diajak oleh salah satu orang Banjar yang mukim di sana, namun sepertinya mereka kelihatan agak mencurangi. Kemudian saya paksa mereka untuk memperlihatkan hewan kambing untuk dam kami, dengan agak terpaksa dia melakukannya."

Jaringan penyedia jasa badal haji ini telah lama ada di kalangan urang-urang Banjar tertentu yang mukim di tanah suci dengan jaringan yang ada di tanah air. Dasar transaksi jasa badal haji ini hanya bersifat saling percaya. Selain itu, jasa ini dapat diperoleh dari jalur KBIH. 

Namun, walaupun lewat jalur KBIH, jasa badal haji ini juga tidak terlepas dari jaringan para haji Banjar yang lama mukim di tanah suci. Dasar transaksi jasa badal haji ini juga hanya bersifat saling percaya. 

Biasanya, baik lewat jaringan langsung mukimin maupun KBIH, hanya memberi tanda bukti kwitansi penerimaan uang dan piagam Badal haji yang diterima setelah pelaksanaan haji. Namun yang menarik, ternyata, piagam Badal Haji itu banyak dijual di toko-toko yang ada di seputaran tanah haram.

Karena hanya berdasarkan saling percaya, maka biasanya untuk menghindari penyelewengan pilihan atas penyedia jasa badal haji lebih dahulu didasarkan pada hubungan kekeluargaan, saling kenal, hubungan guru-murid dan kedaerahan. 

Persoalan ini sebenarnya menjadi keresahan bagi masyarakat Banjar, namun karena pilihan alternatif atas problematika tersebut hanya sedikit. Sehingga, merekatetap menggunakan penyedia jasa tersebut jika ingin membadalkan haji keluarga atau orang lain, walaupun kadang mereka menemui angka fantastis biaya jasa badal haji antara 8 atau 10 juta hingga 15 juta rupiah. 

Oleh karena itulah, pelaksanaan badal haji dan pembayaran Dam melalui Bank Rajhi Arab Saudi adalah tawarandianggap paling aman dari penyelewengan pelaksanaan jasa badal haji.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement