Jumat 08 Oct 2021 19:58 WIB

Tim Perazim Inc UNM Pukau Juri di Final Gemastik  2021

Game andalan Perazim Inc adalah Corona Dash.

Tim Perazim Inc dari Universitas Nusa Mandiri (UNM)  mempresentasikan game Coronas Dash di hadapan juri Gemastik 2021.
Foto: Dok UNM
Tim Perazim Inc dari Universitas Nusa Mandiri (UNM) mempresentasikan game Coronas Dash di hadapan juri Gemastik 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perwakilan tim mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) yakni Tim Perazim Inc yang telah dinyatakan lolos babak final Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) tahun 2021, sukses mempresentasikan karya game andalannya Corona Dash di depan tim juri, Selasa (5/10) lalu.

Tim Perazim Inc terdiri dari Andrew Paulus Sergio dan Andhika Nugraha Pratama, dari Fakultas Teknologi Informasi (FTI), Program Studi (Prodi) Informatika. 

Andrew dan tim menjelaskan mengenai game Corona Dash yang mereka buat, mulai dari bagaimana cara menjalankan game tersebut, target audience yang dapat memainkan game tersebut dan informasi lainnya terkait gamenya. 

“Target player game anak laki-laki dan perempuan mulai umur 12 sampai dengan orang dewasa umur 30 tahun. Hal tersebut karena player menyukai game bergenre UI/UX yang simple dan tidak banyak icon-icon,” jelasnya saat presentasi seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Selanjutnya, ia mengatakan untuk aset, icon-icon yang dipakai di game diperoleh dari internet yang bersifat free dan diedit dengan photoshop, kecuali karakter yang berbayar.

“Beberapa karakter yang dimaksud di antaranya, Joko, tukang bangunan, Andrew, pengusaha dan dr Linda atau karakter lain, sedangkan untuk codingnya dikerjakan sendiri, dan saya sebagai programmer, 100 persen tidak menggunakan pluggin dan akan melanjutkan pengembangannya,” imbuhnya.

Kemudian, Andrew menyampaikan, bahwa game ini sebelumnya telah dicoba oleh teman gamers.

“Kami sudah memilih testing ke orang atau komunitas game yang telah paham mengenai permainan atau game, tidak banyak hanya sekitar lima orang saja,” ungkapnya.

Untuk selanjutnya, imbuhnya akan ada pengembangan fitur pada game Corona Dash ini yakni untuk beda-beda karakter antara Pak Joko mungkin akan running di environment bangunan-bangunan, lalu dr Linda akan berlari di sekitar area rumah sakit dan begitu pun dengan karakter lainnya.

“Jumlah virus di game ini bukan hanya dua saja namun banyak, sehingga semakin tinggi level game semakin banyak virusnya. Untuk scoring berdasarkan poin yang telah dikumpulkan selama permainan berlangsung, serta karakter yang terkena virus maka akan langsung mati dan kembali ke level awal,” katanya.

Lalu, di tengah sesi tanya jawab salah satu juri, Bhakti Nendya melihat bahwa game Corona Dash yang dibuat oleh Andrew dan kawan-kawan  ini, memiliki fitur sky area atau planet/environmentnya pada saat berganti level masih sama atau tidak berubah sehingga bisa membuat player akan merasa bosan.

“Maka, sebaiknya untuk memberi motivasi bagi player untuk terus bermain, apalagi game ini termasuk jenis game endless run, sehingga perlu mencoba fitur tambahan yang dapat memotivasi player agar terus memainkan game ini,” sarannya. 

Sementara itu, Ummu Radiyah selaku kepala Nusa Mandiri Innovation Center (NIC) mengungkapkan kebanggaannya atas karya game Corona Dash yang telah sampai tahap final Gemastik  2021.

“Saya bangga dan senang sekali pada Andrew dan tim melalui karya gamenya Corona Dash, bisa sampai di tahap final ini. Apalagi mereka dapat menjawab pertanyaan dari juri. Semoga mendapat hasil terbaik dan yang paling penting semangat berkarya Andrew dan tim ini dapat dicontoh oleh teman-temannya di Universitas Nusa Mandiri (UNM),” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement