Jumat 08 Oct 2021 20:08 WIB

Jangan Naik Haji karena Nafsu Sosial

Direktur Bina Haji: Jangan Naik Haji karena Nafsu Sosial

Sebuah tenda kemah untuk jemaah haji didirikan menjelang pelaksanaan ibadah haji tahunan di tenda kemah di Mina,Selasa (13/7). Untuk 2 tahun berturut-turut pelaksanaan ibadah haji di batasi karena pandemi covid-19.
Foto: AP
Sebuah tenda kemah untuk jemaah haji didirikan menjelang pelaksanaan ibadah haji tahunan di tenda kemah di Mina,Selasa (13/7). Untuk 2 tahun berturut-turut pelaksanaan ibadah haji di batasi karena pandemi covid-19.

BATUSANGKAR- Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Khoirizi,  mengingatkan supaya jangan sampai jamaah calon haji yang  berangkat ke tanah suci karena tergiur nafsu sosial. Menurut Khoirizi, naik haji karena hawa nafsu menandakan seseorang belum memiliki kesiapan yang matang dalam hal ibadah.

“Terlalu banyak jemaah haji yang berangkat karena nafsu, mulai dari nafsu ekonomi, nafsu politik dan nafsu sosial. Buktinya tidak jarang orang yang berangkat haji shalat lima waktunya belum disiplin," kata Khoirizi, di Batusangkar, Jumat (8/10).

Ia melihat masih banyak jemaah yang bacaan Alfatihahnya belum benar tapi menggebu-gebu berangkat haji dan umrah. Menurut dia, kurang baik bila calon jamaah haji bila bacaa shalatnya belum benar. Karena selama berhaji di tanah suci, menurut dia, mayoritas kegiatan adalah shalat dan melakukan ibadah dengan melafalkan ayat-ayat Alquran.

Untuk itu lanjut Khoirizi, pembimbing haji diharapkan ikut membenarkan ibadah dan bacaan shalat jamaah. Petugas haji kata dia jangan hanya fokus kepada materi manasik dan bacaan talbiyah semata. Karena pembimbing dan pembina juga bertanggungjawab terhadap sah tidaknya ibadah jemaah haji.

“Perbaiki pola dan materi manasik haji. Kita punya KBIH yang sudah ditentukan undang-undang. Kita punya pembimbing yang bersertifikat, punya penyuluh dan ustad yang bisa kita berdayakan dalam melakukan manasik haji,” ucap Khoirizi.

Febrian Fachri  
 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement