Senin 11 Oct 2021 16:41 WIB

Kapuskes Haji: Pemerintah Masih Fokus Vaksinasi Dua Dosis

Saudi telah menetapkan aturan meminta vaksin lengkap dua dosis, lalu ditambah booster

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Vaksin Covid 19 (ilustrasi)
Foto: PxHere
Vaksin Covid 19 (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana menyebut sampai saat ini pemerintah Indonesia masih fokus pada penanganan Covid-19 di dalam negeri. Pemerintah berupaya memberikan vaksin dua dosis bagi kurang lebih 208 juta penduduk, termasuk jamaah umroh.

"Saat ini pemerintah Indonesia fokus utamanya masih penanggulangan Covid-19. Secara simultan, kami juga menyiapkan untuk dibukanya umroh dan haji. Untuk vaksin, kami menggenjot agar 208 juta masyarakat ini tervaksinasi dulu," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (11/10).

Bagi jamaah umroh, Kerajaan Saudi telah menetapkan aturan meminta vaksin lengkap dua dosis, lalu ditambah booster. Maka, vaksinasi lengkap ini yang dikejar terlebih dulu, sembari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya melakukan lobi terkait booster ini.

"Kepastian terkait booster ini sedang dikejar, sembari pemerintah Indonesia mendorong agar vaksin Sinovac bisa juga digunakan oleh jamaah umroh," lanjutnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pers briefing sebelumnya menyatakan Arab Saudi akan kembali membuka pintu bagi umat Muslim Indonesia yang ingin melaksanakan ibadah umroh. Budi Sylvana pun menyebut informasi dari Menlu ini harus ditindaklanjuti, sehubungan dengan detail mekanismenya. Saat ini, tim dari Saudi dan Indonesia sedang membahas hal tersebut.

"Bukan hanya masalah vaksinasi yang menjadi concern kita, tapi juga termasuk karantina, sertifikat vaksin dan prokes. Untuk sertifikat, saat ini tim Digital Transformation Office (DTO) sedang melakukan penjajakan untuk interoperability aplikasi Peduli Lindungi dengan aplikasi Tawakalna," kata dia.

Interoperability merupakan kemampuan dua atau lebih sistem atau komponen untuk bertukar informasi dan menggunakan informasi tersebut. Dengan kondisi ini, nantinya akan mempermudah pergerakan orang, baik dari Indonesia maupun Saudi.

Untuk pelaksanaan karantina, dari hasil rapat bersama antara Kemenkes, Kementerian Agama dan Kemenlu, disampaikan pelaksanaan umroh di masa pandemi dicoba dengan satu pintu.

Jamaah akan dikarantina terlebih dahulu di satu lokasi, contoh Asrama Haji Pondok Gede, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan PCR. Jika hasil tes menunjukkan negatif, jamaah bisa melanjutkan keberangkatannya ke Saudi.

"Setelah di PCR, dikarantina, jamaah tidak boleh kemana-mana lagi. Ini untuk meminimalisir jamaah pergi-pergi ke tempat lain," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement