Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Johanes Sutanto

Tip Investasi Reksa Dana Jelang Akhir Tahun 2021

Bisnis | Monday, 11 Oct 2021, 15:25 WIB

Pelonggaran Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mendongkrak peningkatan dana kelolaan reksa dana atau asset under management (AUM) sepanjang kuartal III/2021.

Sementara itu, tren peningkatan juga diprediksi akan menghiasi performa reksa dana pada kuartal IV/2021 seiring dengan performa emiten-emiten yang secara otomatis berdampak pada menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tak dipungkir reksa dana saham diprediksi bakal menjadi motor utama peningkatan dana kelolaan di sisa tahun ini, kendati ada sentimen negatif terkait kenaikan suku bunga The Fed yang dikabarkan mulai diberlakukan pada tahun depan.

Dengan tren peningkatan pada reksa dana saham jelang akhir tahun ini maka tak ada salahnya investor kini mulai menambah porsi reksa dana sahamnya agar investasinya mendatangkan return yang maksimal. Toh, saham-saham jelang akhir tahun ini sudah terasa geliatnya seiring dengan gegap-gempita sentimen positif window dressing.

Namun, di tengah gegap gempita ini, tentu investor perlu memperhatikan 3 tip penting investasi reksa dana jelang akhir tahun 2021 berikut ini:

1. Malu Bertanya Sesat di Jalan

Dalam investasi reksa dana investor tidak perlu malu untuk bertanya ke mereka yang sudah mahir dalam investasi reksa dana sebagai bahan pertimbangan pada pilihan reksa dananya. Pertimbangan demikian penting, meski bukan sebagai penentu keputusan untuk investasi, karena investasi tidak boleh hanya karena ikut-ikutan atau rekomendasi orang lain. Hasil bertanya dengan pihak lain itu penting untuk dikonfrontasikan dengan pandang diri sendiri, sehingga bisa mendapatkan pilihan reksa dana yang terbaik. Selain itu, konfrontasikan dengan fitur yang memudahkan investor dalam memilih reksa dana terbaik, semisal dengan IPOTFund Evaluator yang memudahkan investor memilih reksa dana dengan kinerja terbaik dan fitur Analisis Performa yang membantu nasabah untuk membandingkan performa antar reksa dana dan instrumen investasi lainnya dengan benar dan akurat. Kedua fitur ini ada di platform jual beli reksa dana IPOTFund yang telah terintegrasi dalam aplikasi IPOT.

2. Kritis dengan Return Reksa Dana

Sikap mempertanyakan kinerja reksa dana tertentu tidak hanya berlaku bagi yang baru memulai investasi, tetapi baik juga dilakukan oleh mereka yang sudah menjadi investor. Kritis di sini tentu saja tidak hanya kritis dengan reksa dana-reksa dana yang mengalami penurunan atau kinerjanya memburuk yang menyebabkan potensi returnya berkurang, tetapi juga pada reksa dana-reksa dana yang terlalu tinggi returnya alias membumbung tinggi. Apalagi saat suatu reksa dana membumbung tinggi melebihi IHSG. Bisa jadi, kenaikan yang drastis begini dilakukan dengan langkah-langkah tidak terpuji dengan tujuan untuk memoles biar keliatan bagus kinerja reksa dana tersebut. Praktik-prtakti begini perlu dikritisi supaya investasi reksa dananya juga aman dan nyaman.

3. Evaluasi Portofolio Reksa Dana

Jelang akhir tahun 2021 sudah sepantasnya investor melakukan evaluasi portofolio yang dimiliki. Kinerja masing-masing reksa dana perlu dilihat kinerjanya. Di tengah pandemi Covid-19 tentu kinerja reksa dana turun naik. Reksa dana pasar uang yang di masa pandemi lalu menjadi banyak pilihan investor karena relatif aman dan likuid, tentu di tengah laju saham yang sedang uptrend tentu pilihan reksa dana saham menjadi menarik lagi. Oleh sebab itu, mengubah porsi reksa dana penting dilakukan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih baik. Jelang akhir tahun 2021, porsi reksa dana yang berbasis saham banyak disarankan untuk ditambah seiring dengan geliat pasar saham saat ini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image