Selasa 12 Oct 2021 05:59 WIB

Ustadz Das'ad: Politisi Jangan Jauh dari Ulama

Ustadz Das'ad Latif meminta politisi jangan menjauh dari ulama

Ustadz Dasad Latif mengajak politisi untuk tetap bersilaturahim dan dekat dengan ulama.
Foto: Dok Istimewa
Ustadz Dasad Latif mengajak politisi untuk tetap bersilaturahim dan dekat dengan ulama.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR— Ustadz Das'ad Latif menyatakan politisi tidak boleh jauh-jauh dari ulama. Ini penting untuk memberikan masukan terkait arah kebijakan yang mendatangkan maslahat untuk umat.  

"Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Sekjen bahwa politisi jangan jauh-jauh dari ulama. Misalnya, kalau sebelum pembentukan anggaran ketemu dulu lah dengan ulama, meminta masukan terkait apa yang dibutuhkan masyarakat. Jangan nanti ribut dulu baru undang ulama," kata Ustadz Das'ad, dalam keterangannya, Senin (11/10).

Baca Juga

Pernyataan itu dia sampaikan  saat menerima rombongan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani di Makassar, Sabtu (9/10).  

Pun dengan ulama demikian, dalam berdakwah seorang ulama tidak boleh memilih-milih medan dakwahnya. Jika pilah pilih, kata Ustadz Das'ad Latif, mungkin Islam tidak akan masuk Indonesia. Dia kemudian menyarankan agar partai politik senantiasa dekat dengan ulama dalam setiap perjuangan politiknya.  

Dia mengatakan sebaiknya pandangan seperti ini (politik dekat dengan ulama) dijadikan tradisi semua partai. Keliru, kalau seroang anggota DPR itu tidak memudahkan dia masuk surga, keliru itu. Dia punya kekuasaan. Dunia politik itu sangat dekat dengan godaan karena ada kekuasaan. Dakwah dengan kekuasaan jauh lebih efektif. 

“Itulah yang saya lakukan, berdakwah di depan para pejabat negara. Seperti yang diungkapkan Umar bin Khatab bahwa mustahil kau bisa laksanakan syariah tanpa kekuasaan," tutup Ustadz Das'ad Latif.       

Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani menyampaikan rasa terimakasihnya karena telah diterima dengan penuh kehangatan oleh Ustadz Das'ad Latif. Apalagi, selama silaturahim diwarnai canda tawa dan kelakar yang terus disampaikan oleh Ustadz Das'ad Latif.  

"Saya bersama kawan-kawan Partai Gerindra bersilaturahmi dengan Ustaz di Makassar. Silaturahmi ini bagian dari cara kami untuk selalu dekat dengan orang-orang yang menjadi mata hati masyarakat," kata Muzani.  

"Dalam pandangan kami, ulama, ustadz, habaib, kiai adalah mata hati masyarakat. Mereka merupakan orang-orang yang selalu dilingkari oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Merekalah yang tahu tentang keadaan masyarakat. Karena itu sebagai pimpinan partai kami merasa perlu banyak tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat. Caranya dengan kami mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh yang dianggap menjadi simbol masyarakat, seperti Ustaz Das'ad Lafif," imbuh Wakil Ketua MPR itu.   

Muzani mengatakan, perjuangan politik memiliki tantangan dan godaan yang berat. Tapi perjuangan politik juga memiliki efektivitas dan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan dan perubahan masyaramat. Maka, nasihat dari orang orang yang selalu dekat dengan masyarakat sangat diperlukan. Gerindra adalah partai rakyat, maka cara mendekatkan diri salah satunya adalah mereka yang menjadi simbol masyarakat. 

"Kami memilih jalur perjuangan di medan politik. Sementara Ustaz berjuang di medan dakwah. Berjuangan di medan politik penting bagi kami untuk terus diingatkan, agar kami konsisten dalam perjuangan. Antara niat suci perjuangan dengan jalan perjuangan menuju tujuan. Karena godaan dan tantangan amatlah besar berjuang di medan ini. Untuk itu nasihat dari para alim dan orang soleh seperti Ustadz Das'ad penting bagi kami. Supaya kami terus diingatkan. 

Baca juga : Fadli Zon Desak Densus 88 Dibubarkan, Polri: Tidak Dengar

Menurut Muzani, model dakwah seperti Ustadz Das'ad perlu untuk ditiru dalam perjuangan politik. Dalam banyak ceramahnya, masyarakat sering diingatkan tentang berbagai macam kesalahannya dan kekurangan tapi dengan cara yang ringan dan jenaka. Sehingga kesadaran untuk menyadari kekurangannya tumbuh dari cara ustaz menyampaikan. Akibatnya, keinginan untuk memperbaiki diri terdorong dari kesadarannya sendiri.  

"Proses komunikasi ini harus menjadi sebuah cara kita berjuang dalam menegakkan kebenaran termasuk mengingatkan kepada semua pihak, baik eksektif dan masyarakat. Supaya tujuan itu sampai tanpa perlu menggurui atau menyakiti," jelas Ketua Fraksi Gerindra itu.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement