Selasa 12 Oct 2021 17:38 WIB

Pantau Kualitas Rumah Subsidi dengan Pilot Project SiPetruk

Total penyaluran dana FLPP sejak 2010 hingga 2021 mencapai 923.214 unit.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan bersubsidi di kawasan Nongsa, Batam,Kepulauan Riau, Ahad (29/8/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran perumahan bersubsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp28,2 triliun dari total anggaran perumahan sebesar Rp33,2 triliun pada 2022.
Foto: ANTARA/Teguh Prihatna
Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan bersubsidi di kawasan Nongsa, Batam,Kepulauan Riau, Ahad (29/8/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalokasikan anggaran perumahan bersubsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar Rp28,2 triliun dari total anggaran perumahan sebesar Rp33,2 triliun pada 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) melakukan piloting project penerapan Aplikasi Sistem Pemantauan Konstruksi (SiPetruk). Hal tersebut dilakukan untuk memantau kualitas rumah subsidi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk memberikan hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. “Kami harapkan dapat meningkatkan kualitas hidup para penerima bantuan dengan memiliki rumah yang lebih layak, sehat, dan nyaman,” kata Basuki dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (12/10).

Basuki menjelaskan, inovasi SiPetruk menjadi jawaban atas kekhawatiran masyarakat sebagai end user atau konsumen. Melalui SiPetruk, kata dia, hunian yang dibangun oleh para pengembang perumahan harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah sebagai upaya dalam melakukan perlindungan konsumen.

Sementara itu, Direktur Utama PPDPP Arief Sabaruddin mengatakan, kegiatan piloting project SiPetruk dilaksanakan di Jawa Barat selama dua hari pada 7-8 Oktober 2021. Kegiatan tersebut berlokasi di Perumahan Pesona Bukit Bintang Kabupaten Bandung dan Perumahan Griya Puspita Asri Kabupaten Garut.

“Secara keseluruhan piloting project ini berhasil, karena dari perekaman awal hingga akhir di lapangan, semua data sudah langsung diterima oleh sistem sesuai dengan ketentuan,” jelas Arief.

SiPetruk merupakan aplikasi berbasis Android yang dapat diunduh pada platform Google PlayStore. Sistem tersebut diperuntukkan bagi para pengembang untuk memastikan kualitas hunian yang dibangun.

Arief mengatakan, bank pelaksana juga dapat menerima manfaat dari aplikasi tersebut. Salah satunya dengan memperoleh kemudahan dokumen kelayakan karena telah diintegrasikan dengan sistem host to host di bank pelaksana.

Piloting project perlu dilakukan di berbagai lokasi mengingat permasalahan antara wilayah satu dengan wilayah lainnya berbeda,” ujar Arief.

Pada pelaksanaan piloting project SiPetruk, PPDPP juga melakukan pemutakhiran sistem dengan menambahkan fitur cek di sekitar yang disediakan di Aplikasi Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang). Dengan begitu dapat memudahkan pengembang perumahan untuk memeriksa ketersediaan dan memilih Manajemen Konstruksi (MK) yang tersedia di sekitar perumahan yang akan diperiksa.

Arief menargetkan perumahan-perumahan yang baru dibangun untuk menggunakan metode SiPetruk. “Sehingga pada 2022 para pengembang telah menerapkan SiPetruk untuk seluruh rumah baru,” kata Arief.

Saat ini, PPDPP mencatat capian target penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) per 11 Oktober 2021 melampaui target. Target yang ditetapkan pemerintah untuk 2021 yakni 157.500 unit dan saat ini sudah mencapai 158.359 unit.

“Penyaluran dana FLPP itu senilai Rp 17,32 triliun atau telah mencapai 100,55 persen dari target,” ujar Arief.

Dengan begitu, Arief mengatakan total penyaluran dana FLPP sejak 2010 hingga 2021 mencapai 923.214 unit. Total penyaluran tersebut mencapai Rp 72,91 triliun.

Arief optimistis dapat mencapai 170 ribu unit hingga akhir Oktober 2021  ini atau 107 persen dari target yang ditetapkan pemerintah. "Saat ini capaian realisasi dari bank pelaksana sudah melebihi 80 persen dari target yang ditetapkan dan mereka komitmen untuk menyelesaikan sampai batas akhir bulan ini,” jelas Arief.

Dia menambahkan, dari 41 Bank Pelaksana FLPP 2021, penyalur tertinggi per periode 8 Oktober 2021 diraih oleh BTN sebanyak 85.557 unit, BTN Syariah sebanyak 18.114 unit, BNI sebanyak 16.355 unit, BRI sebanyak 9.657 unit, BJB sebanyak 5.223 unit, BSI sebanyak 4.491 unit, dan Bank Mandiri sebanyak 2.242 unit. Sementara itu, Sumselbabel sebanyak 1.643 unit, Kalbar sebanyak 1.291 unit, Bank Jambi sebanyak 1.169 unit, Nagari sebanyak 1.106 uni, dan NTB Syariah sebanyak 1.073 unit. Lalu sisanya disalurkan oleh bank lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement