REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat menjelang Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriyah, pemotongan sapi di dua rumah potong hewan (RPH) mulai meningkat. Peningkatan terjadi dari 20 menjadi 25-30 ekor per hari.
"Pemotongan sapi di RPH Majeluk dan RPH Sekarbela dalam sehari sekarang mencapai 25-30 ekor dari awalnya 20 ekor," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Mutawalli, Rabu (13/10).
Meningkatnya pemotongan sapi di RPH tersebut dipicu meningkatnya permintaan masyarakat menjelang peringatan Maulid Nabi. Selain itu, aktivitas sosial masyarakat juga mulai meningkat setelah Mataram berada pada PPKM level dua.
Dengan demikian, harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional juga mulai naik menjadi Rp 125 ribu per kilogram dari harga Rp 120 ribu per kilogram. "Untuk kenaikan harga daging itu masih kita toleransi hingga maksimal Rp 135 ribu-140 ribu per kilogram," katanya.
Apabila harga daging sapi sudah di atas Rp 140 ribu per kilogram, maka ia akan mengambil kebijakan menambah pasokan termasuk daging sapi beku impor untuk menstabilkan harga. Akan tetapi, untuk saat ini, harga daging yang masih berada pada angka Rp 125 ribu per kilogram dinilai masih wajar.
Jadi, Distan belum melakukan intervensi sembari melihat perkembangan kebutuhan ke depan. "Apalagi, untuk stok daging impor kita masih punya sekitar 96 ton di empat pengusahaan dan jumlah itu kita prediksi mencukupi untuk kebutuhan Maulid Nabi," katanya.
Menyinggung tentang harga daging ayam, Mutawalli menyebutkan, untuk ayam segar naik dari Rp 38 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan untuk cabai turun dari Rp 23 ribu per kilogram menjadi Rp 20 ribu per kilogram.
Meningkatnya permintaan daging sapi dan ayam saat Maulid terjadi karena daging menjadi lauk utama pada perayaan Maulid Nabi. Masyarakat Lombok merayakan Hari Kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW secara tradisional yang dipusatkan di masjid-masjid secara bergiliran hingga bulan Rabiul Awal berlalu.
Peringatan maulid secara tradisional tersebut hampir merata dilakukan oleh masyarakat Lombok baik di Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Kota Mataram. "Jadi, terkesan jika bulan Maulid Nabi datang, menjadi bulan peningkatan gizi masyarakat," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
