Rabu 13 Oct 2021 19:11 WIB

Survei: Mayoritas Pemuda Arab Optimistis dengan Masa Depan

Pemuda di Kuwait tertinggi pertama dengan tingkat optimisme 92 persen.

Survei: Mayoritas Pemuda Arab Optimistis dengan Masa Depan
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Survei: Mayoritas Pemuda Arab Optimistis dengan Masa Depan

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Optimisme pemuda Arab tumbuh tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 60 persen percaya hari-hari terbaik akan segera hadir di depan mereka.

Dilansir di Khaleej Times, Rabu (13/10), ini adalah level tertinggi dalam lima tahun terakhir, terlepas dari pandemi dan tantangan ekonomi bagi mayoritas pemuda Arab. Survei ini dilakukan oleh Asda'a BCW Arab Youth Survey edisi ke-13, menyebutkan optimisme tumbuh pada pemuda-pemuda di negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Baca Juga

Pemuda di Kuwait tertinggi pertama dengan tingkat optimisme 92 persen, menyusul kemudian pemuda UEA dengan tingkat optimisme 90 persen. Secara keseluruhan, 84 persen pemuda di GCC, 63 persen di Afrika Utara, dan 36 persen optimistis hari-hari baik akan segera datang.

Optimisme yang tinggi di kalangan pemuda UEA dan GCC terutama didorong oleh kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah yang berhasil menangani pandemi Covid-19 sebagai kebijakan ekonomi. Hampir setengah (48 persen) pemuda Arab mengatakan mereka akan menjalani kehidupan yang lebih baik daripada orang tua mereka, sementara 24 persen mengharapkan hal yang sama.

Survei tahunan dilakukan kepada 3.400 warga negara Mena di 50 kota dan 17 negara Arab dengan rentan usia 18 hingga 24 tahun. Servei dilakukan pada 6 Juni hingga 30 Juni 2021, survei dibagi 50:50 antara pria dan wanita.

Presiden Mena di BCW dan pendiri Asda'a BCW Sunil John mengatakan penelitian tahun ini telah menggambarkan banyak efek pandemi yang sangat merusak, serta lapangan pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi harapan masa depan pemuda Arab.

“Namun, pada saat yang sama, hal itu telah menyoroti cadangan optimisme dan pragmatisme yang mendalam di kalangan anak muda kita. Kepositifan seperti itu sangat membesarkan hati dan platform yang kuat di mana pembuat kebijakan dapat membangun masa depan yang lebih baik dan sejahtera,” kata John.

Meningkatnya biaya hidup adalah salah satu kekhawatiran terbesar bagi kaum muda Arab, dengan sekitar 89 persen dari mereka menyatakan keprihatinan. 8 dari 10 mengaku khawatir tentang pengangguran dan kualitas pendidikan tinggi, sementara lebih dari sepertiga (37 persen) mengatakan mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sepertiga lainnya (33 persen) mengatakan mereka atau anggota keluarga kehilangan pekerjaan karena Covid-19.

Pemuda Arab mengidentifikasi mengatasi korupsi dan nepotisme, memberikan lebih banyak informasi tentang peluang kerja yang tersedia dan reformasi pendidikan dapat membantu meningkatkan penciptaan lapangan kerja di wilayah tersebut. Mereka juga mencari dukungan pemerintah untuk pembiayaan yang terjangkau dan pengurangan tapisme merah untuk memulai bisnis mereka sendiri.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement